ISLAMTODAY ID—Puluhan akun WhatsApp jurnalis Palestina telah diblokir di tengah liputan media tentang konfrontasi bersenjata baru-baru ini antara Israel dan faksi Palestina di Jalur Gaza.
Jurnalis dari Al Jazeera dan kantor berita AFP, yang berbasis di Yerusalem Timur yang diduduki, Tepi Barat dan Jalur Gaza yang terkepung, mengatakan mereka menerima pesan dari WhatsApp yang memberi tahu bahwa akun mereka diblokir karena melanggar standar komunitas, seperti dilansir dari MEE, Selasa (25/5).
Tahseen al-Astall, wakil presiden Sindikat Jurnalis Palestina (PJS), mengatakan kepada AFP bahwa akun WhatsApp dari sekitar 100 jurnalis di Gaza telah diblokir.
Wael al-Dahdouh, kepala biro Al Jazeera di Jalur Gaza, telah diblokir akun WhatsApp-nya selama tiga hari sebelum dipulihkan.
Dahdouh mengatakan kepada Al Jazeera bahwa dia terkejut bahwa akun WhatsApp-nya diblokir pada hari Jumat (21/5), tepat ketika gencatan senjata antara Israel dan faksi Palestina diumumkan pada pukul 2 pagi waktu setempat (Kamis (20/5), 23.00 GMT).
Sementara itu, akunnya dipulihkan pada hari Minggu (23/5) setelah saluran yang didukung Qatar menghubungi kantor pusat WhatsApp di Silicon Valley untuk menanyakannya.
Dahdouh mengatakan bahwa akunnya telah dipulihkan tetapi semua pesan dan data yang disimpan di aplikasi telah dihapus, termasuk gambar, nomor, dan pesan.
AFP melaporkan bahwa dua jurnalisnya diblokir akun WhatsApp mereka tak lama setelah 11 hari konfrontasi bersenjata di Jalur Gaza berakhir.
Kerugian Bagi Jurnalis
Facebook, yang memiliki Instagram dan WhatsApp, dituduh oleh pejabat Palestina dan organisasi hak digital menghapus konten Palestina selama putaran terakhir protes di Tepi Barat, Yerusalem Timur, dan di dalam Israel.
Israel mengebom dan meratakan menara al-Jalaa, yang menjadi kantor sejumlah perusahaan produksi media dan kantor berita, termasuk Associated Press, Al-Jazeera, dan Middle East Eye.
Serangan tersebut menuai kecaman dari media dan organisasi hak asasi manusia.
Sindikat Jurnalis Palestina (PJS) mengatakan Israel menargetkan 33 organisasi media, melukai 170 jurnalis – 70 di Jalur Gaza dan 100 di Tepi Barat, dan menewaskan satu di Gaza.
Untuk diketahui, jurnalis banyak menggunakan WhatsApp untuk menerima berita, gambar, video, dan pernyataan dari lapangan.
Lebih lanjut, mereka bergabung dengan berbagai grup WhatsApp yang terkadang dijalankan oleh pemerintah dan organisasi politik, untuk menerima materi dan pernyataan resmi tersindikasi.
Hassan Slaieh, seorang jurnalis lepas di Gaza, mengatakan kepada Associated Press bahwa dia mengira akun WhatsApp miliknya mungkin telah diblokir karena dia adalah anggota dari sebuah grup bernama, “Hamas Media.”
“Ini telah memengaruhi pekerjaan dan penghasilan saya karena saya kehilangan percakapan dengan sumber dan orang,” ujar Slaieh kepada AP.
Selama 11 hari kampanye Israel, serangan udara Israel menewaskan 253 warga Palestina di Gaza, termasuk 66 anak-anak, dan melukai 1.948 lainnya.
Roket dari Jalur Gaza menewaskan 12 orang di Israel, termasuk seorang tentara.
(Resa/MEE/AP/Al Jazeera)