SLAMTODAY ID—Kapal induk AS dan kapal perang lainnya yang mengawal secara rutin mengambil bagian dalam patroli di perairan Laut Cina Selatan dan Selat Taiwan yang disengketakan, meskipun ada protes dari Beijing.
Washington membenarkan kehadiran armadanya di perairan yang jauh ini dengan kebutuhan untuk menegakkan “kebebasan navigasi”.
Sementara itu, Pentagon telah memerintahkan pengerahan kembali USS Ronald Reagan, satu-satunya kapal induk di kawasan Asia-Pasifik, sehingga dapat membantu penarikan pasukan Amerika dari Afghanistan, The Wall Street Journal (WSJ) melaporkan, mengutip pejabat pertahanan anonim.
Kapal induk tersebut dilaporkan telah meninggalkan pangkalannya di Jepang dan kemungkinan akan pindah ke Laut Arab musim panas ini, media melaporkan, seperti dilansir dari Sputniknews, Rabu (26/5).
Sumber WSJ mengatakan kapal induk akan menghabiskan empat bulan untuk melaksanakan tugas barunya.
Kapal tersebut mengganti posisi USS Dwight D. Eisenhower, yang saat ini dikerahkan di Timur Tengah dan akan kembali ke rumah pada Juli mendatang.
Tampaknya penempatan baru USS Ronald Reagan akan berakhir pada 11 September – tanggal yang ditetapkan oleh Presiden AS Joe Biden sebagai batas waktu penarikan dari Afghanistan.
Langkah untuk menarik pasukan keluar saat peringatan 20 tahun perang di Afghanistan sudah dekat.
Tahun lalu, Presiden AS Donald Trump menandatangani perjanjian damai dengan Taliban.
Untuk diketahui, Taliban adalah organisasi teroris yang dilarang di Rusia.
Lebih lanjut, kelompok itu berjanji untuk mencegah negara itu berubah menjadi basis bagi Al-Qaeda.
Taliban juga terlibat dalam negosiasi dengan Kabul dengan imbalan penarikan militer AS.
Yang terakhir ini awalnya akan selesai pada 1 Mei, tetapi pemerintahan Biden melanggar tenggat waktu tanpa merundingkan tanggal baru dengan Taliban. Sebaliknya, Washington menetapkan tanggal baru secara sepihak, terlepas dari kritik dari kelompok tersebut.
Empat Bulan Tanpa Provokasi AS?
Selama penempatan USS Ronald Reagan di Laut Arab, wilayah Asia-Pasifik, termasuk Laut Cina Selatan dan Selat Taiwan, tampaknya tidak akan melihat kapal induk AS memimpin misi “kebebasan navigasi”.
Namun, meskipun tidak ada kapal induk untuk menggantikan USS Ronald Reagan, Pentagon dapat mengirim kapal perusak dan kapal perang lainnya untuk berpatroli di perairan.
Patroli semacam itu telah lama memicu ketidaksenangan di Beijing.
China melihat daerah-daerah ini sebagai perairan teritorialnya dan mengutuk transit seperti itu oleh Angkatan Laut Amerika sebagai “provokasi”.
Beijing telah berulang kali memperingatkan bahwa kehadiran kapal perang AS di Laut China Selatan suatu hari dapat menyebabkan kecelakaan atau konfrontasi bersenjata. Washington telah mengabaikan keberatan China.
(Resa/Sputniknews/WSJ)