ISLAMTODAY – Media China telah melaporkan bahwa para peneliti yang bekerja pada proyek fusi nuklir telah berhasil menahan plasma 120 juta derajat Celcius selama hampir dua menit.
Harian China Global Times melaporkan bahwa apa yang disebut matahari buatan sebagai proyek fusi nuklir China diketahui juga berhasil mempertahankan plasma pada 160 juta derajat Celcius selama 20 detik, seperti dilansir dari RT, Selasa (1/6).
Kali ini, meski tidak terlalu lama secara absolut adalah catatan dalam pencarian fusi nuklir. Langkah selanjutnya adalah mempertahankan suhu ini selama seminggu, menurut seorang profesor fisika dari Southern University of Science and Technology di Shenzhen.
Reaktor fusi nuklir China pertama kali menjadi berita utama pada tahun 2019 ketika Beijing mengatakan akan segera mulai beroperasi.
Reaktor — HL-2M Tokamak — pertama kali dinyalakan akhir tahun lalu, dan pencapaian pertamanya adalah mempertahankan suhu 100 juta derajat Celcius selama 100 menit.
Fusi nuklir telah menjadi semacam batu filsuf zaman modern.
Prosesnya sangat menjanjikan untuk menghasilkan energi, tetapi membuatnya bekerja telah terbukti menjadi tantangan.
Meskipun proses fusi itu sendiri sangat mungkin dilakukan, namun proses tersebut menghabiskan lebih banyak energi daripada yang dilepaskannya.
Hal ini merupakan kebalikan dari tujuannya.
Sementara itu, Rusia juga baru-baru ini melaporkan berita fusi nuklir. Awal bulan ini, media pemerintah mengatakan bahwa tokamak T-15MD telah diaktifkan untuk pertama kalinya.
China dan Rusia juga sama-sama anggota tim internasional yang membangun proyek fusi nuklir ITER di Eropa.
Pembangunan tokamak ITER dimulai tahun lalu di Prancis selatan.
Jika fusi nuklir tercapai, hadiahnya akan sangat besar.
Di antara keunggulan teknologi tersebut adalah energi ultrapowerful yang murah untuk diproduksi, bebas emisi, dan hampir tak terbatas.
Fusi nuklir juga tidak meninggalkan limbah radioaktif yang membuatnya sedekat mungkin dengan sumber energi yang sempurna.
(Resa/RT)