ISLAMTODAY ID—Dalam wawancara tingkat tinggi terbaru dengan Jonathan Swan dari Axios, Perdana Menteri Pakistan Imran Khan mengeluarkan pesan blak-blakan ke Washington saat negara itu berjuang dengan situasi keamanan yang memburuk di tengah penarikan Afghanistan yang telah dijanjikan Biden untuk dicapai sebelum 11 September.
Khan secara definitif menolak perizinan Amerika Serikat untuk mendirikan pangkalan CIA di tanah Pakistan untuk melakukan operasi lintas batas.
“Apakah Anda akan mengizinkan pemerintah Amerika memiliki CIA di Pakistan untuk melakukan misi kontraterorisme lintas batas melawan Al-Qaeda, ISIS, atau Taliban?” Swan bertanya kepada pemimpin lama Pakistan itu dalam wawancara yang pertama kali diterbitkan beberapa hari lalu.
“Sama sekali tidak. Tidak mungkin kita mengizinkannya,”ujar Khan, sebelum mengulangi dengan tegas, “Sama sekali tidak,” ungkapnya seperti dilansir dari ZeroHedge, Senin (21/6)
Sementara itu awal bulan ini, pejabat intelijen dan pertahanan AS mengakui bahwa mereka sedang dalam perebutan “menit-menit terakhir” pangkalan regional untuk beroperasi seperti melakukan operasi pesawat tak berawak – setelah Pentagon sepenuhnya keluar pada musim gugur mendatang sesuai jadwal Gedung Putih.
Langkah ini bukan hanya mendorong ketakutan bahwa Taliban dapat dengan cepat merebut Kabul dalam beberapa hari dan minggu setelah pasukan Barat keluar dari negara itu, tetapi menurut Axios, itu untuk mencegah peningkatan pengaruh Rusia di Asia Tengah:
“Pemerintahan Biden juga sedang menjajaki opsi di Asia Tengah untuk menjaga intelijen tentang jaringan teroris di Afghanistan, tetapi itu rumit karena alasan yang berbeda: Negara-negara itu berada dalam lingkup pengaruh Vladimir Putin,” tulis laporan itu.
Sepanjang sebagian besar dari perang AS selama dua dekade di Afghanistan, Pakistan telah menjadi basis penting operasi kontrateror AS.
Namun selama pemilihan tahun 2018 Khan sebagai perdana menteri bersumpah untuk “tidak akan pernah lagi” mengizinkan intelijen AS atau pasukan khusus berperan seperti itu di tanah Pakistan.
Swan menulis bahwa, “Pengamat dekat mengatakan akan menjadi bunuh diri politik bagi Khan untuk merangkul kehadiran CIA atau pasukan khusus di tanah Pakistan.”
Dengan asumsi bahwa segala bentuk kesepakatan dalam waktu dekat dengan intelijen AS benar-benar tercapai, karena alasan di atas, publik pasti tidak akan pernah mengetahuinya.
Secara historis, terutama hingga tahun 1980-an, Pakistan telah menjadi tuan rumah kampanye intelijen AS yang besar dan berjangkauan luas di Asia Tengah.
Sementara itu, meskipun Khan secara publik menyangkal kemungkinan kesepakatan untuk operasi rahasia tercapai – itu selalu tetap menjadi kemungkinan yang berbeda.
(Resa/ZeroHedge)