ISLAMTODAY ID—Kesepakatan senilai Rp 50 miliar antara Indoensia dan Amerika Serikat telah tercetus.
Kedua negara sepakat bekerjasama membangun pusat pelatihan maritim di wilayah Batam, Kepulauan Riau.
Duta Besar AS untuk Indonesia Sung Kim, mengatakan pusat maritim akan menjadi bagian dari upaya berkelanjutan antara kedua negara dalam meningkatkan keamanan di kawasan itu.
“Sebagai sahabat dan mitra bagi Indonesia, AS tetap berkomitmen untuk mendukung peran penting Indonesia dalam menjaga perdamaian dan keamanan regional dengan memerangi kejahatan domestik dan transnasional,” ujar Kim, menurut pernyataan dari Bakamla RI, dikutip CNN International, Senin (28/6).
Untuk diketahui, pusat pelatihan ini akan menampung ruang kelas, barak, dan landasan peluncuran dan dijalankan oleh Bakamla.
Merujuk pada intensitas kehadiran AS di Laut China Selatan, bulan lalu kapal USS Curtis Wilbur berlayar di sekitar Kepulauan Paracel yang dikalim China.
Sementara itu, Marinir AS ungkap alasan pelayaran untuk menjamin kebebasan navigasi internasional.
Meski pihak AS menegaskan tidak menyalahi hukum maritim.Namun hal ini memancing reaksi dari Beijing. PLA mengirimkan pesawat siluman Y-8Q dan pesawat KJ-5000 Airbone Early Warning & Control (AEW&C) di pangkalan terbang Fiery Cross Reef di Kepualuan Spratly yang disengketakan.
Sementara itu, Badan Informasi Energi AS memperkirakan LCS menyimpan sekitar 14 triliun barel gas alam dan 16 hingga 33 miliar barel minyak dalam cadangan.
Untuk diketahui, sebagian besar sumber daya alam ini terletak di sepanjang margin LCS, bukannya di bawah pulau dan terumbu karang yang telah lama disengketakan.
Council for Foreign Relations (CFR) menyatakan di LCS ada sekitar 900 triliun kaki kubik gas alam.
Lebih lanjut, American Security Project menyebutkan bahwa cadangan gas di LCS mencapai 266 triliun kaki kubik dan menyumbang 60% – 70% dari total cadangan hidrokarbon teritori tersebut.
Selain kaya akan sumber daya alamnya, LCS juga berada di jalur perdagangan strategis yang dilalui oleh kapal tanker pengangkut minyak. Menurut CFR, 50% dari total kapal tanker pengangkut minyak global melewati LCS.
Selain itu, LCS juga menyimpan kekayaan ikan yang tak ternilai. Pada tahun 2012, Departemen Lingkungan dan Sumber Daya Alam Filipina menyebutkan bahwa LCS memiliki sepertiga dari total keanekaragaman laut di dunia yang berkontribusi terhadap 10% dari total tangkapan ikan di planet bumi.
(Resa/CNN)