ISLAMTODAY ID—Organisasi Kerjasama Shanghai (SCO), sebuah blok regional yang menyatukan 8 negara Eurasia, di daratan terpadat di dunia – termasuk Rusia, Cina dan India – sedang bersiap untuk memperingati ulang tahun ke-20 kelompok itu.
Lembaga itu akan mengadakan pertemuan puncak di ibukota Tajikistan, Dushanbe, September ini. Sebelumnya, para menteri luar negeri anggota akan bertemu pada 13-14 Juli mendatang.
Selama bertahun-tahun, SCO telah memantapkan dirinya sebagai salah satu pemain top di panggung dunia, serta “mitra yang dapat diandalkan dan dapat diprediksi,” ujar juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova kepada wartawan pada konferensi pers minggu lalu.
“Kegiatannya… tidak ditujukan terhadap negara lain,” ujar Zakharova, seperti dilansir dari RT, Jumat (2/7).
Lebih lanjut, Ia mencatat bahwa kelompok tersebut telah mengumpulkan pengalaman dalam kerja sama di berbagai bidang, termasuk keamanan, perdagangan, dan kemanusiaan.
“Prioritas organisasi yang tidak berubah adalah keamanan dan stabilitas di kawasan ini,” tambahnya.
Sementara itu, Anggota pendiri SCO adalah Cina, Rusia, dan negara-negara Asia Tengah seperti Kazakhstan, Tajikistan, Kirgistan, dan Uzbekistan. India dan Pakistan secara resmi bergabung dengan kelompok itu pada tahun 2017.
Untuk diketahui, SCO adalah organisasi regional terbesar di dunia dalam hal populasi dan geografi, mewakili hampir setengah dari seluruh umat manusia.
SCO memiliki pusat koordinasi anti-terorisme di Tashkent, Uzbekistan, dan melakukan latihan anti-terorisme bersama.
Pejabat militer Rusia mengkonfirmasi pada bulan Maret bahwa latihan ‘Misi Perdamaian’ tahunan besar kelompok itu, yang dibatalkan tahun lalu karena pandemi virus corona, akan berlangsung di Rusia tengah musim panas ini.
Tahun lalu, anggota SCO setuju untuk bergabung dalam upaya melawan Covid-19.
Menteri Kesehatan Rusia Mikhail Murashko mengatakan pada hari Rabu (30/6) bahwa negara-negara SCO harus bekerja untuk bertukar data medis penting, seperti kemanjuran vaksin dan informasi tentang jenis berita virus.
(Resa/RT)