ISLAMTODAY ID-Pejabat Uni Eropa menekankan perlunya pengadilan internasional di Bosnia dan Herzegovina untuk memberikan keadilan kepada para korban dan keluarga mereka.
Sementara itu, Uni Eropa mendesak para pemimpin politik di Balkan barat untuk mengakui genosida Srebrenica, menghormati para korban dan mempromosikan rekonsiliasi.
Dalam sebuah pernyataan menjelang peringatan 26 tahun pembantaian 11 Juli 1995 terhadap Muslim Bosnia oleh pasukan Serbia, kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Josep Borrell dan komisaris Oliver Varhelyi mengatakan pada hari Sabtu (10/7) bahwa tidak ada tempat di Eropa untuk “penyangkalan genosida, revisionisme, dan pemuliaan penjahat perang, yang bertentangan dengan nilai-nilai Eropa yang paling mendasar”.
Selain itu, para pejabat Uni Eropa menekankan perlunya pengadilan internasional, serta pengadilan domestik di Bosnia dan Herzegovina dan negara-negara tetangga.
Langkah tersebut untuk memberikan keadilan kepada para korban dan keluarga mereka.
“Melayani keadilan dan membangun masyarakat yang lebih baik adalah cara terbaik untuk mengingat mereka yang secara sistematis dan sengaja dibunuh,” bunyi pernyataan itu, seperti dikutip dari TRTWorld, Senin (12/7).
“Tidak boleh ada impunitas. Genosida adalah genosida, baik itu di Srebrenica atau di tempat lain … Perdamaian hanya dapat dibangun di atas keadilan.”
Pemakaman Potocari
Peti mati yang berisi 19 korban tewas dalam genosida dipindahkan ke Pemakaman Memorial Potocari, di mana mereka akan dimakamkan pada hari Ahad (11/7).
Para korban setidaknya berjumlah 8.372 warga sipil Bosnia dibunuh secara brutal oleh pasukan Serbia, dibawa ke kuburan dengan pundak dari pabrik baterai tua yang digunakan sebagai pangkalan oleh tentara PBB selama perang.
Azmir Osmanovic, yang baru berusia 16 tahun ketika dia dibunuh, adalah korban termuda yang dimakamkan tahun ini.
Husein Kurbasic, yang tertua, berusia 63 tahun.
Korban lain yang akan dimakamkan antara lain Vejsil Hamzabegovic, Muhidin Mehmedovic, Ramiz Selimovic, Esnaf Halilovic, Muamer Mujic, Mehmed Beganovic, Hajro Aljic, Jusuf Aljic, Zajim Hasanovic, Asim Nukic, Nezir Dautovic, Ibrahim Avdagic, Jusuf Halilovic, Salihuf Halilovic , Fikret Kiveric dan Zilha Delic.
Jumlah makan di pemakaman meningkat menjadi 6.671.
Kekajaman Genosida
Lebih dari 8.000 pria dan anak laki-laki Muslim Bosnia terbunuh ketika pasukan Serbia Bosnia menyerang Srebrenica pada Juli 1995, meskipun ada pasukan penjaga perdamaian Belanda.
Pasukan Serbia berusaha merebut wilayah dari Muslim Bosnia dan Kroasia untuk membentuk sebuah negara.
Dewan Keamanan PBB telah mendeklarasikan Srebrenica sebagai “daerah aman” pada musim semi 1993.
Namun, pasukan yang dipimpin oleh Jenderal Ratko Mladic menyerbu zona PBB.[asukan tersebut kemudian dinyatakan bersalah atas kejahatan perang, kemanusiaan,dan genosida.
Pasukan Belanda gagal bertindak ketika pasukan Serbia menduduki daerah itu, menewaskan sekitar 2.000 pria dan anak laki-laki pada 11 Juli saja.
Sekitar 15.000 penduduk Srebrenica melarikan diri ke pegunungan sekitarnya, tetapi pasukan Serbia memburu dan membunuh 6.000 orang lagi.
Mayat korban telah ditemukan di 570 tempat berbeda di negara tersebut.
Pada tahun 2007, Mahkamah Internasional di Den Haag memutuskan bahwa genosida telah dilakukan di Srebrenica.
Pada tanggal 8 Juni 2021, hakim pengadilan PBB menguatkan dalam persidangan tingkat kedua vonis yang menjatuhkan hukuman penjara seumur hidup kepada Mladic karena genosida, penganiayaan, kejahatan terhadap kemanusiaan, pemusnahan, dan kejahatan perang lainnya di Bosnia dan Herzegovina.
(Resa/TRTWorld)