ISLAMTODAY ID-Menurut mantan perdana menteri, Benjamin Netanyahu, kebijakan anti-Irannya berhasil karena dia membuat presiden Amerika tidak mengetahui rencana Israel di wilayah tersebut.
Pemimpin oposisi Israel, Benjamin Netanyahu, mengecam pemerintah yang sedang berkuasa atas apa yang disebut “kebijakan tanpa kejutan” dengan Amerika Serikat.
Ia menyesalkan hal itu karena berpotensi menggagalkan serangan Israel terhadap saingannya Iran, media Israel melaporkan pada hari Senin (2/8).
“Informasi yang dikirim ke Amerika dapat bocor ke media besar dan dengan cara ini operasi kami akan digagalkan,” ujar Netanyahu seperti dikutip The Times of Israel, seperti dilansir dari Sputniknews, Selasa (3/8).
“Itulah sebabnya selama dekade terakhir saya telah menolak permintaan presiden Amerika untuk selalu memberi tahu mereka tentang tindakan kami.”
Dia menambahkan bahwa “ini adalah masalah eksistensial bagi Israel, di mana mungkin ada kejutan dan terkadang kejutan diperlukan.”
Dia juga mengatakan bahwa pemerintah Naftali Bennett telah “mengubah kami menjadi semacam protektorat dengan tugas untuk melapor. Jika kami tidak memiliki independensi dalam masalah ini, kami tidak memiliki independensi sama sekali.”
Ini terjadi ketika pejabat tinggi AS dan Israel mengadakan diskusi tentang keamanan regional, di mana mereka menyebutkan “ancaman Iran” setelah serangan baru-baru ini terhadap kapal Mercer Street. Lebih lanjut, Pemerintah Israel dengan cepat menuduh Teheran berada di balik serangan itu, dengan sekutu Barat menggemakan tuduhan itu dan bersumpah akan memberikan tanggapan keras terhadap Iran.
Sementara, Teheran membantah terlibat dalam insiden itu.
Pendekatan “tidak mengejutkan” dalam hubungan bilateral menyiratkan bahwa Israel akan memberi tahu AS terlebih dahulu mengenai setiap operasi IDF terhadap Republik Islam.
Netanyahu sebelumnya mengecam kebijakan ini sebagai ancaman terhadap keamanan Israel yang merusak kebebasan bertindak terhadap program nuklir Teheran.
Untuk diketahui, Pemerintah Israel, terutama ketika Netanyahu menjadi perdana menteri, telah lama membunyikan alarm tentang Iran yang diduga bekerja untuk mengembangkan nuklir.
Hal ini menyebabkan keyakinan bahwa Israel berada di balik serangan baru-baru ini terhadap Iran, termasuk pembunuhan ilmuwan nuklir terkemuka Mohsen Fakhrizadeh dan insiden “sabotase” di pabrik Natanz, semuanya diduga bertujuan merusak kemampuan nuklir Iran.
(Resa/Sputniknews/The Times of Israel)