ISLAMTODAY ID-Menteri Luar Negeri Israel Yair Lapid resmikan kantor penghubung di Rabat selama kunjungan dua harinya ke negara Maroko.
Untuk diketahui, kunjungan ini menjadi yang pertama oleh seorang menteri Israel sejak tahun 2003.
Israel secara resmi membuka kantor penghubung di Maroko di sela-sela kunjungan menteri luar negerinya setelah hubungan dengan negara Afrika Utara itu dinormalisasi tahun lalu.
Pada Desember 2020, Maroko menjadi negara Arab keempat pada tahun itu yang menjalin hubungan dengan Israel setelah Uni Emirat Arab, Bahrain, dan Sudan.
“Momen bersejarah: kami telah meresmikan perwakilan Israel di Maroko selama upacara khidmat,” tulis diplomat top negara Yahudi Yair Lapid di Twitter pada hari Kamis (12/8), seperti dilansir dari TRTWorld, Kamis (12/8).
Kantor itu dibuka dalam upacara sederhana di ibu kota Rabat, di hadapan menteri Maroko untuk urusan Afrika, Mohcine Jazouli.
Lebih lanjut, Lapid juga menulis bahwa Presiden Isaac Herzog mengundang Raja Mohammed VI untuk mengunjungi Israel, dalam sebuah surat yang dikirimkan kepada rekanannya dari Maroko Nasser Bourita.
Sebelumnya pada akhir tahun 2020, mantan perdana menteri Israel Benjamin Netanyahu juga telah mengundang raja untuk berkunjung, tetapi tidak ada tanggapan resmi atas undangan tersebut.
Keuntungan Bagi Kedua Pihak
Pada hari Rabu (11/8), Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken menyebut perjalanan Lapid “penting bagi Israel, Maroko, dan kawasan yang lebih luas”.
“Amerika Serikat akan terus bekerja dengan Israel dan Maroko untuk memperkuat semua aspek kemitraan kami dan menciptakan masa depan yang lebih damai, aman, dan sejahtera bagi semua orang di Timur Tengah,” ungkap Blinken dalam sebuah pernyataan.
Selain itu, Kedutaan Amerika di Rabat mengatakan hubungan antara kedua negara menghasilkan “manfaat nyata” bagi kedua belah pihak, termasuk penerbangan komersial langsung dan kerja sama ekonomi.
Lapid juga mentweet pada hari Kamis (12/8) bahwa sebuah mezuzah – kotak berisi perkamen dengan bagian-bagian dari Taurat – digantung di pintu masuk ke kantor diplomatik baru Israel.
Pada hari Rabu (11/8), kedua negara menandatangani kesepakatan tentang konsultasi politik, penerbangan dan budaya.
Negosiasi Baru
Lapid berada di ibukota komersial Maroko Casablanca pada hari Rabu (11/8) untuk mengunjungi sinagoga Beth-El sebelum kemudian terbang pulang.
Maroko menjadi tuan rumah bagi komunitas Yahudi terbesar di dunia Arab yang berjumlah sekitar 3.000 orang, sisa-sisa komunitas yang dulunya jauh lebih besar.
Untuk diketahui, sekitar 700.000 orang Yahudi keturunan Maroko tinggal di Israel.
Maroko dan Israel mempertahankan kantor penghubung pada tahun 1990-an, sebelum menutupnya selama intifada Palestina kedua, atau pemberontakan yang berkecamuk dari tahun 2000 hingga 2005.
Lebih lanjut, Menteri Luar Negeri Maroko Nasser Bourita pada hari Rabu (11/8) mengangkat konflik Israel-Palestina dengan Lapid dan menggarisbawahi perlunya negosiasi baru untuk mencapai “solusi berdasarkan dua negara yang hidup berdampingan di perbatasan 1967”.
Normalisasi hubungan tahun lalu antara Israel oleh UEA, Bahrain dan Sudan dilihat oleh Palestina sebagai pengkhianatan terhadap perjuangan mereka.
(Resa/TRTWorld)