ISLAMTODAY ID-Pendiri aplikasi Telegram klaim layanan online seperti situs web streaming Netflix dan platform berbagi video TikTok merusak kreativitas manusia.
Aplikasi tersebut mengalihkan manusia dari tugas-tugas yang benar-benar penting.
Pavel Durov, CEO aplikasi Telegram pada hari Sabtu (4/9) menyatakan bahwa proses mengkonsumsi makanan dan informasi bekerja dengan cara yang sama.
“Jika kita memelihara otak kita dengan data kehidupan nyata yang memungkinkannya untuk memecahkan masalah mendasar, (hal) itu akan memproses data di latar belakang dan menghasilkan solusi yang tidak terduga,” ujarnya melalui saluran pribadinya, seperti dilansir dari RT, Senin (6/9).
Saat ini kebanyakan orang lebih suka memberi makan otak mereka dengan serial Netflix atau video TikTok daripada fakta kehidupan nyata yang dapat membuat kita mengubah dunia.
Lebih lanjut, Durov menyerukan manusia untuk melindungi alat mereka yang paling kuat yaitu pikiran.
Menurutnya, otak tidak selalu bisa membedakan antara kenyataan dan fiksi.
Seringkali hal itu membuat manusia hanya fokus pada pemecahan masalah imajinasi daripada masalah di kehidupan nyata.
“Untuk menjadi kreatif dan produktif, pertama-tama kita harus membersihkan dari pikiran konservatif kita dari konten yang tidak relevan yang ditunjang ‘algoritma rekomendasi’ yang membanjiri setiap hari,” tutupnya.
Untuk diketahui, Durov aktif memberikan unggahan tentang dunia teknologi tidak asing dengan di saluran pribadinya.
Pekan lalu, dia mengecam perusahaan Amerika Apple dan Google karena secara aktif menyensor informasi.
“20 tahun yang lalu, kami memiliki Internet yang terdesentralisasi dan sistem perbankan yang relatif tidak terbatas,” tulisnya.
“Setiap tahun, kami menyerahkan lebih banyak kekuasaan dan kendali atas hidup kami kepada segelintir eksekutif perusahaan yang tidak bertanggung jawab dan tidak kami pilih.”
Menurut Durov, pada dasaranya sebagian besar pikiran itu aktif dan kreatif, namun begitu sibuk berfokus pada bisnis dan memproduksi konten digital sehingga mereka melupakan prinsip privasi dan kebebasan di internet.
(Resa/RT)