ISLAMTODAY ID-Blok UE yang beranggotakan 27 negara akan menetapkan strategi formal untuk meningkatkan kehadirannya di kawasan Asia-Pasifik.
Namun, keputusan Australia untuk membatalkan kesepakatan kapal selam dengan Prancis dapat memperumit kerja sama.
UE yang dipimpin oleh Prancis, Jerman, dan Belanda pertama kali menetapkan cara untuk memperdalam hubungan dengan negara-negara seperti India, Jepang dan Australia.
Blok yang beranggotakan 27 negara itu ingin menggunakan rencana itu pada Kamis (16/9) untuk menunjukkan kepada Beijing bahwa mereka menentang “penyebaran dari otoritarianisme.”
“Kesepakatan hari Rabu (15/9) antara Amerika Serikat, Australia, dan Inggris untuk membangun kemitraan keamanan bagi kawasan itu dan membatalkan kesepakatan kapal selam rancangan Prancis senilai USD40 miliar telah merusak kepercayaan antara sekutu,” ujar Menteri Luar Negeri Prancis Jean-Yves Le Drian, seperti dilansir dari TRTWorld, Kamis (16/9).
Seorang juru bicara kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Josep Borrell mengatakan blok tersebut belum diberitahu tentang kemitraan keamanan dan berusaha untuk mencari tahu lebih lanjut.
“Kami harus berdiskusi dengan negara-negara anggota untuk menilai implikasinya,” ungkap Peter Stano dalam jumpa pers reguler.
Rencana Lawan China
Mengikuti rencana awal pada bulan April, UE akan menjelaskan secara rinci bagaimana rencana untuk memperdalam hubungan dengan sekutunya dalam kebijakan lingkungan, perdagangan, dan digital, serta berusaha mengembangkan kehadiran maritim untuk menjaga jalur perdagangan tetap terbuka.
Para diplomat mengatakan rencana itu bukan “anti-China”, meskipun utusan di Brussels mengakui bahwa Beijing kemungkinan akan melihatnya seperti itu ketika ketegangan atas wilayah yang diperebutkan dan zona maritim tumbuh, serta kekhawatiran tentang pembangunan militer China.
“Tampilan kekuatan dan meningkatnya ketegangan di titik-titik panas regional seperti di Laut Cina Selatan dan di Selat Taiwan mungkin berdampak langsung pada keamanan dan kemakmuran Eropa,” menurut versi rancangan rencana sebelumnya.
Strategi Campuran Untuk Beijing
Rencana tersebut dapat berarti profil diplomatik UE yang lebih tinggi tentang masalah kawasan, lebih banyak personel UE, dan investasi di kawasan itu dan kehadiran keamanan seperti mengirim kapal melalui Laut Cina Selatan, atau menempatkan orang Eropa dalam patroli Australia.
Secara terpisah, Parlemen Eropa pada hari Kamis (16/9) memberikan suara 570 mendukung, 61 menentang, dengan 40 abstain.
Suara tersebut digunakan untuk menekan pemerintah Uni Eropa dalam strategi campuran terhadap Beijing, menggabungkan kerja sama perdagangan dan kesehatan sambil memerangi dugaan pelanggaran hak asasi manusia China.
(Resa/TRTWorld)