ISLAMTODAY ID-Awal pekan ini, China mengkritik aliansi militer yang baru-baru ini diumumkan antara Australia, AS dan Inggris (AUKUS), yang diharapkan memberi Canberra teknologi untuk memfasilitasi pembangunan kapal selam serang bertenaga nuklir.
Media China yang dikelola pemerintah berasumsi bahwa aliansi AUKUS yang baru-baru ini terbentuk dapat menyebabkan serangan nuklir di Australia.
Menurut “pakar militer senior China” anonim, Beijing mungkin menganggap Canberra sebagai ancaman nuklir, karena kapal selam bertenaga atom berpotensi dilengkapi dengan hulu ledak nuklir yang disediakan oleh Inggris atau AS, Global Times melaporkan pada hari Jumat (17/9).
“Ini akan membuat Australia menjadi target potensial untuk serangan nuklir, karena negara-negara bersenjata nuklir seperti China dan Rusia secara langsung menghadapi ancaman dari kapal selam nuklir Australia yang melayani tuntutan strategis AS,” ujar pakar yang tidak disebutkan namanya itu, seperti dilansir dari Sputniknews, Sabtu (18/9).
Sumber anonim dilaporkan mengklaim bahwa China dan Rusia tidak akan memperlakukan Australia sebagai “kekuatan non-nuklir yang tidak bersalah,” tetapi sebagai “sekutu AS yang dapat dipersenjatai dengan senjata nuklir kapan saja.”
Sumber yang tidak diketahui tersebut dilaporkan menekankan bahwa aspirasi nuklir Morrison dapat menimbulkan konsekuensi yang menghancurkan.
Sementara itu, konon juga menyatakan bahwa klaim Canberra yang tidak bertujuan untuk memperoleh senjata nuklir adalah “tidak ada artinya.”
Australia tidak memiliki industri nuklir dalam bentuk apa pun, dan perdana menteri negara itu, Scott Morrison, telah mengklaim bahwa negara itu akan tetap tanpa program nuklir.
Menurut juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Zhao Lijian, AUKUS “sangat merusak perdamaian dan stabilitas regional, mengintensifkan perlombaan senjata, dan merusak Perjanjian Non-Proliferasi Senjata Nuklir.”
Tidak ada konfirmasi bahwa cadangan nuklir China dapat segera melebihi persenjataan besar Rusia.
Pada hari Rabu (15/9), Australia, Inggris, dan AS menandatangani pakta pertahanan, AUKUS, yang melibatkan pertukaran informasi dan teknologi militer bersama, serta bantuan dari Washington dan London dalam upaya Australia untuk memperoleh kapal selam bertenaga nuklir.
(Resa/Global Times/Sputniknews)