ISLAMTODAY ID-Hari kelima Sidang Umum PBB ke-76 pada hari Sabtu (25/9), Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov kritik kebijakan luar negeri AS saat ini.
Lavrov menuduh Washington mencoba memecah komunitas internasional menjadi blok-blok gaya Perang Dingin.
Pada bulan Agustus, Presiden AS Joe Biden mengungkapkan gagasan untuk mengadakan “Leader’s Summit for Democracy” yang menurut Lavrov merupakan contoh mencolok dari kebijakan yang memecah belah.
“Para peserta, tentu saja, akan ditentukan oleh Washington, yang mengklaim hak untuk menentukan tingkat kepatuhan suatu negara terhadap standar demokrasi. Pada intinya, inisiatif ini – cukup dalam semangat Perang Dingin dan meluncurkan perang ideologis baru melawan semua perbedaan pendapat,” ujar Lavrov, seperti dilansir dari RT, Sabtu (25/9).
Terlepas dari klaim pemerintah AS yang tidak ingin membagi dunia menjadi blok-blok berbasis ideologi.
Akan tetapi, peristiwa semacam itu hanya membuktikan bahwa memang itulah tujuannya, saran Lavrov.
Pada kenyataannya, “Leader’s Summit for Democracy” akan menjadi langkah untuk membelah dunia menjadi ‘kita’ dan ‘mereka’.
KTT yang diusulkan diharapkan berlangsung pada 9 dan 10 Desember, dengan para pemimpin ‘demokrasi’ pilihan AS berkumpul untuk konferensi virtual.
Tujuan acara yang dinyatakan sangat kabur, dengan Gedung Putih menggambarkannya sebagai “sebagai kesempatan bagi para pemimpin dunia untuk saling mendengarkan dan warganya, berbagi kesuksesan, mendorong kolaborasi internasional, dan berbicara jujur tentang tantangan yang dihadapi demokrasi .”
(Resa/RT)