ISLAMTODAY ID-Penasihat Negara China dan Menteri Luar Negeri Wang Yi bertemu dengan para pemimpin Taliban di Doha, Qatar, pada 25-26 Oktober.
Pertemuan tersebut merupakan pembicaraan tingkat tinggi pertama sejak kelompok itu menggulingkan pemerintah Afghanistan yang didukung AS pada 15 Agustus dan mendeklarasikan Imarah Islam.
Mengungkapkan rasa terima kasih atas bantuan kemanusiaan China, Maulvi Amir Khan Muttaqi, menteri luar negeri Imarah Islam Afghanistan (IEA), singkatan yang digunakan oleh Taliban ketika merujuk pada pemerintahnya, telah mendesak Beijing untuk mengatasi berbagai masalah guna meningkatkan hubungan bilateral.
Lebih lanjut, Muttaqi mengatakan bahwa pihak Afghanistan akan melindungi kepentingan China.
“Tanah Afghanistan tidak akan digunakan untuk melawan China”, ujar Muttaqi dalam pertemuan Selasa dengan Wang Yi di Doha, seperti dilansir dari Sputniknews, Rabu (27/10).
Wang Yi menyambut baik “perubahan positif baru-baru ini di Afghanistan dan menyoroti hubungan bersejarah Afghanistan-China”.
Ia menambahkan bahwa China akan bekerja berdasarkan kepentingan bersama kedua negara dan tidak pernah ikut campur dalam urusan internal Afghanistan.
Kantor Berita Xinhua melaporkan bahwa Wang Yi meminta jaminan dari Taliban untuk membuat “putusan bersih” dengan Gerakan Islam Turkestan Timur (ETIM), sebuah kelompok yang dituduh Beijing menghasut separatisme di Xinjiang.
Wang menekankan bahwa ‘Gerakan Islam Turkestan Timur’ (ETIM), sebuah organisasi teroris internasional yang terdaftar di Dewan Keamanan PBB, tidak hanya menimbulkan ancaman nyata bagi keamanan nasional dan integritas teritorial China, tetapi juga membahayakan stabilitas domestik dan stabilitas jangka panjang di Afghanistan”, ungkap laporan Kantor Berita Xinhua.
Muttaqi meminta Beijing untuk mengatasi masalah pedagang Afghanistan dan memfasilitasi ekspor marmer onyx, tanaman berharga, aprikot kering, almond, buah ara kering, pistachio, dan khususnya kacang pinus.
Negara yang terkurung daratan itu memasok banyak buah-buahan dan kacang-kacangan yang dimakan di Pakistan dan India, yang menyumbang sekitar 80% dari ekspor Afghanistan.
Pedagang telah menghadapi kekurangan arus kas yang parah sejak perebutan kekuasaan Taliban pada pertengahan Agustus mengakibatkan penghentian mendadak sebagian besar dana donor.
Sementara itu, para pemimpin Taliban melakukan upaya untuk menerima pengakuan internasional dalam pertemuan dengan pejabat asing untuk menjaga negara berjalan secara efisien.
Pihak Afghanistan juga meminta China untuk memberikan kesempatan pendidikan bagi siswa Afghanistan di China.
China memberikan beasiswa kepada siswa Afghanistan.
(Resa/Sputniknews/Xinhua)