ISLAMTODAY ID-Sebuah laporan Pentagon mengatakan bahwa China telah membangun sebuah desa sipil besar dengan sekitar 100 rumah di wilayah yang disengketakan di Arunachal Pradesh.
China menganggap Arunachal Pradesh sebagai bagian dari Tibet Selatan sementara India membantah klaim yang mengatakan beberapa bagian di sektor timur Line of Actual Control (LAC) berada di bawah “pendudukan ilegal”.
Mencatat laporan tahunan Departemen Pertahanan AS kepada Kongres, kementerian luar negeri India mengatakan bahwa China telah membangun sebuah desa di dalam Wilayah India di Arunachal Pradesh yang “telah diduduki secara ilegal” selama beberapa dekade.
Arindam Bagchi, juru bicara kementerian luar negeri, mengatakan bahwa India tidak menerima “pendudukan wilayah India seperti itu atau menerima klaim China yang tidak dapat dibenarkan”.
“Pemerintah selalu menyampaikan protes kerasnya terhadap kegiatan semacam itu melalui jalur diplomatik dan akan terus melakukannya di masa depan,” ujar Bagchi, seperti dilansir dari Sputniknews, Jumat (12/11).
Menurut laporan tahunan Pentagon tentang perkembangan militer yang melibatkan China, desa baru itu didirikan di sepanjang sungai Tsari tahun lalu.
Bagchi menyoroti bahwa New Delhi tetap berkomitmen untuk menciptakan infrastruktur di sepanjang wilayah perbatasan untuk meningkatkan mata pencaharian warganya, termasuk di Arunachal Pradesh.
Pernyataan itu muncul beberapa hari setelah China memberlakukan undang-undang perbatasan darat yang bertujuan untuk “menstandarkan dan memperkuat keamanan dan stabilitas perbatasan darat”.
Kementerian luar negeri India menyatakan keprihatinannya karena negara itu masih memiliki sengketa perbatasan yang belum terselesaikan dengan China.
Peta Cina menunjukkan seluruh Arunachal Pradesh, Dataran Barahoti di Uttarakhand dan daerah-daerah hingga Garis Klaim 1959 di Ladakh sebagai bagian dari wilayahnya.
“Pemerintah terus mengawasi semua perkembangan yang berkaitan dengan keamanan India dan mengambil semua tindakan yang diperlukan untuk menjaga kedaulatan dan integritas teritorialnya,” tambah Bagchi.
Sengketa perbatasan yang telah berlangsung puluhan tahun antara dua rival Asia itu meningkat menjadi konflik serius pada Juni tahun lalu ketika tentara kedua negara saling menembak di wilayah Ladakh, untuk pertama kalinya dalam 45 tahun.
Sebanyak 20 tentara India dan 4 tentara Tentara Pembebasan Rakyat tewas dalam bentrokan di mana batang besi dan batu dilemparkan pada 15 Juni 2020.
Menteri Pertahanan India Rajnath Singh pada hari Rabu (10/11) menggambarkan situasi di perbatasan sebagai tidak stabil dan meminta angkatan bersenjata untuk siap menanggapi dalam waktu singkat.
(Resa/Sputniknews)