ISLAMTODAY ID- NATO secara konsisten mengambil langkah menuju perluasan terbesar sistem pertahanan kolektifnya sejak akhir Perang Dingin, ujar Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg, Senin (29/11).
“Dan selama beberapa tahun terakhir, kami benar-benar telah menerapkan bala bantuan terbesar dan terbesar dari pertahanan kolektif kami sejak akhir Perang Dingin, dengan empat kelompok pertempuran di tiga negara Baltik dan Polandia, dengan lebih banyak kehadiran angkatan laut, pemolisian udara yang berkelanjutan, dan juga kesiapan pasukan yang lebih tinggi,” ujar Stoltenberg pada konferensi pers bersama setelah pertemuan dengan Presiden Latvia Egils Levits, seperti dilansir dari Sputniknews, Selasa (30/11).
Sebagai bagian dari upaya keamanannya, NATO telah melipatgandakan ukuran pasukan tanggapannya menjadi lebih dari 40.000 tentara dan meningkatkan jumlah latihan militer di wilayah tersebut, ungkap Stoltenberg.
Dia juga menyatakan solidaritas blok itu dengan negara-negara Baltik dan Polandia mengenai krisis migran di perbatasan dengan Belarus, yang dia tuduh menggunakan “taktik hibrida” melawan sekutu NATO.
Stoltenberg bertemu Levits menjelang pertemuan para menteri luar negeri NATO, yang akan berlangsung di Riga dari 30 November hingga 1 Desember.
Sementara itu, daerah perbatasan antara Belarus dan Polandia baru-baru ini menjadi tempat berkumpulnya para migran yang berkemah di sisi Belarusia yang mencoba memasuki Uni Eropa melalui perbatasan Polandia.
Warsawa menanggapi dengan memperketat keamanan perbatasan dan mengirim lebih banyak personel militer untuk mencegah mereka menyeberang.
Presiden Belarusia Alexander Lukashenko mengatakan pada hari Senin (29/11) bahwa negara-negara Barat menggunakan situasi dengan para migran untuk menahan militer Belarusia jika terjadi konflik melawan Rusia.
(Resa/Sputniknews)