ISLAMTODAY ID-Menlu Jepang percaya bagian selatan Kepulauan Kuril adalah hak Jepang.
Tokyo tidak akan melepaskan klaimnya bahwa Kepulauan Kuril selatan Rusia di Samudra Pasifik adalah hak milik Jepang, dan ingin mencapai kesepakatan dengan Moskow untuk menyelesaikan perselisihan tersebut, ungkap menteri luar negeri Jepang, Yoshimasa Hayashi, Selasa (18/1).
Berbicara pada konferensi pers, Yoshimasa Hayashi menanggapi klaim oleh timpalannya dari Rusia Sergey Lavrov bahwa Tokyo menolak untuk mengakui hasil Perang Dunia Kedua, ketika Uni Soviet mengambil alih Kepulauan Kuril.
“Kedaulatan kami meluas ke empat Pulau Utara,” ujar Hayashi, seperti dilansir dari RT, Selasa (18/1).
“Kami bermaksud untuk melanjutkan negosiasi yang gigih berdasarkan posisi dasar kami, yaitu keinginan untuk menandatangani perjanjian damai setelah masalah teritorial diselesaikan.”
Kepulauan Utara adalah nama yang diberikan oleh Jepang untuk empat pulau di bagian bawah rantai Kuril.
Daratan, bernama Iturup, Kunashir, Shikotan, dan Habomai, semuanya adalah bagian dari Jepang sebelum Perang Dunia Kedua.
Setelah konflik selesai, Uni Soviet dan Jepang tidak menandatangani perjanjian damai, dengan sengketa kedaulatan mereka menjadi hal utama yang mencuat.
Seluruh rantai pulau telah menjadi milik Moskow sejak saat itu.
Kedua negara telah berusaha untuk mencapai solusi atas pulau-pulau itu selama lebih dari setengah abad, tetapi Rusia telah berulang kali menekankan bahwa kedaulatannya atas wilayah-wilayah ini tidak untuk diperdebatkan.
Tahun lalu, Perdana Menteri Jepang yang baru dilantik Fumio Kishida mengulangi bahwa Tokyo tidak akan menandatangani perjanjian damai dengan Moskow sampai solusi ditemukan.
Dalam beberapa tahun terakhir, Rusia telah berusaha untuk membentengi Kuril, dan pada akhir tahun 2021, mengerahkan sistem rudal Bastion di pulau Matua.
Dulunya merupakan pangkalan besar Jepang, Matua sekarang menjadi rumah bagi kru Rusia yang siap membantu mengendalikan Laut Okhotsk, yang terletak di antara rantai pulau dan daratan Rusia.
(Resa/RT)