ISLAMTODAY ID – Jenderal tinggi Pentagon mengatakan “korban yang signifikan” tidak dapat dihindari jika Rusia menginvasi Ukraina.
Mengutip laporan tentang persenjataan yang diduga dikumpulkan Rusia di perbatasan Ukraina, Ketua Staf Gabungan Jenderal Mark Milley berpendapat bahwa jika invasi terjadi, itu akan “mengakibatkan sejumlah besar korban”.
“Mengingat jenis kekuatan yang disusun, kekuatan manuver darat, artileri, rudal balistik, angkatan udara, semuanya dikemas bersama. Jika itu dilepaskan di Ukraina, itu akan menjadi signifikan, sangat signifikan, ” ujar Milley pada konferensi pers Pentagon pada hari Jumat (28/1), seperti dilansir dari RT, Sabtu (29/1).
Dan bisa membayangkan seperti apa di daerah perkotaan yang padat, di sepanjang jalan dan sebagainya. Itu akan mengerikan, itu akan mengerikan.
Pendukung visi mimpi buruk Milley adalah kepala Pentagon Lloyd Austin, yang menyatakan bahwa meskipun Presiden Rusia Vladimir Putin belum memutuskan untuk menyerang, dia mampu melakukannya, dan ada “beberapa opsi yang tersedia”, seperti “perampasan kota dan wilayah penting” oleh Moskow.
Sementara Austin mengatakan kepada wartawan pada hari Jumat bahwa Presiden Joe Biden tidak berencana untuk mengerahkan pasukan AS ke Ukraina untuk operasi tempur, ia mencatat bahwa semua opsi lain “di meja”.
Kemudian pada hari itu, Biden mengungkapkan bahwa pasukan Amerika akan dikirim ke Eropa Timur “dalam waktu dekat.”
Sekitar 8.500 tentara AS telah ditempatkan pada “peringatan tinggi” dengan maksud untuk kemungkinan penempatan mereka ke Eropa Timur awal pekan ini.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, sementara itu, telah meminta AS untuk mengurangi retorika yang menggambarkan invasi yang hampir pasti ke Ukraina oleh Rusia, bahkan ketika Moskow bersikeras tidak memiliki rencana untuk menyerang tetangganya.
Berbicara kepada wartawan asing pada hari Jumat (28/1), Zelensky menyatakan bahwa “kami tidak melihat eskalasi yang lebih besar dari sebelumnya.”
“Dari liputan media, sepertinya kita sudah berperang,” tambah presiden Ukraina, seraya menambahkan bahwa “kita tidak perlu kepanikan ini.”
(Resa/RT)