ISLAMTODAY ID – Artikel ini ditulis oleh Dave DeCamp melalui AntiWar.com dengan judul White House Says US Can Focus On Two Theaters As It Did In WWII.
Dengan semua perhatian tertuju pada konflik antara Rusia dan Ukraina, pejabat tinggi Asia di Dewan Keamanan Nasional Presiden Biden mengatakan pada hari Senin (28/2) bahwa AS masih dapat fokus untuk meningkatkan “keterlibatan” di Asia Pasifik untuk melawan China.
Menurut Reuters, Kurt Campbell, koordinator Indo-Pasifik di Dewan Keamanan Nasional, menunjukkan bahwa AS telah terlibat secara mendalam di dua teater secara bersamaan sebelumnya, termasuk selama Perang Dunia II dan Perang Dingin.
“Sulit. Itu mahal. Tapi itu juga penting, dan saya percaya bahwa kita sedang memasuki periode di mana itulah yang akan dituntut dari Amerika Serikat dan generasi Amerika ini,” ujar Campbell dalam sebuah acara yang diselenggarakan oleh organisasi German Marshall Fund, seperti dilansir dari ZeroHedge, Rabu (2/3).
“Ada pengakuan dan niat yang mendalam di sini di dalam pemerintahan, di Gedung Putih, untuk mempertahankan setiap elemen keterlibatan kami di Indo-Pasifik,” tambahnya.
Reuters melaporkan komentarnya lebih lanjut:
Campbell mengatakan beberapa bulan mendatang akan menunjukkan “tekad” AS untuk mempertahankan keterlibatan tingkat tinggi dengan kawasan yang telah dinyatakan oleh Presiden Joe Biden sebagai prioritas kebijakan dan sumber daya dalam melawan pengaruh China yang meluas.
Sebagai tanda upaya Presiden Biden untuk mempertahankan fokus di kawasan itu, pemerintahannya mengirim delegasi mantan pejabat militer AS untuk mengunjungi Taiwan pada hari Senin (28/1).
Dalam tanda lain, sebuah kapal perang AS berlayar melalui Selat Taiwan pada hari Sabtu (26/2), menandai kedua kalinya tahun ini Angkatan Laut AS transit di jalur air yang sensitif.
Pada awal pemerintahan Biden, para pejabat AS menjelaskan bahwa melawan China akan menjadi prioritas utama kebijakan luar negeri.
Hal ini ditunjukkan oleh peningkatan aktivitas militer AS di Laut China Selatan selama tahun pertama Biden menjabat.
China memandang aktivitas AS sebagai provokasi serius dan telah tumbuh lebih dekat ke Rusia karena kedua negara menghadapi tekanan yang sama dari Barat.
(Resa/ZeroHedge)