ISLAMTODAY ID- Dalam pidato yang disiarkan televisi, Imran Khan mengatakan dia ‘kecewa’ dengan putusan pengadilan tinggi yang membalikkan pemblokiran langkah tidak percaya oleh wakil ketua, yang dia katakan adalah bagian dari konspirasi AS untuk menggulingkannya.
Perdana Menteri Pakistan mengatakan dia ‘kecewa’ dengan keputusan pengadilan tinggi yang menyatakan pemblokiran mosi tidak percaya terhadap dirinya “bertentangan dengan Konstitusi.”
“Saya sedih dengan putusan itu, tetapi saya menerimanya,” ungkap Imran Khan pada awal pidatonya kepada bangsa pada hari Jumat (8/4).
Dia kemudian menuduh AS membuat konspirasi untuk menggulingkannya.
“Menteri saya Atif Khan mengatakan kepada saya bahwa beberapa anggota kami dipanggil di kedutaan AS di Islamabad dan mereka diberitahu bahwa mosi tidak percaya akan datang,” ujar Khan, seperti dilansir dari TRTWorld, Sabtu (9/4).
“Ada campur tangan asing dalam ketidakpercayaan Pakistan. Saya ingin SC setidaknya melihatnya. Itu adalah tuduhan yang sangat serius bahwa negara asing ingin menggulingkan pemerintah melalui konspirasi,” ungkapnya.
Dia mengumumkan protes di seluruh negeri pada hari Minggu dan mengatakan dia tidak akan menerima pemerintah “impor” di negara itu.
Keputusan Bulat
Khan kehilangan mayoritas parlemennya pekan lalu dan hampir digulingkan dari jabatannya oleh mosi tidak percaya yang diajukan oleh oposisi pada Ahad (3/4).
Namun wakil ketua parlemen, seorang anggota partai Khan, menolak mosi tersebut dengan menganggapnya sebagai bagian dari konspirasi asing dan inkonstitusional.
Khan kemudian membubarkan parlemen.
Sebuah bangku lima anggota Mahkamah Agung yang dipimpin oleh Ketua Hakim Umar Ata Bandial menyebut pembubaran Majelis Nasional pada hari Ahad (3/4) “bertentangan dengan konstitusi,” dan menyatakan langkah itu “batal demi hukum.”
Pada hari Kamis (7/3), Mahkamah Agung Pakistan mengesampingkan keputusan wakil ketua untuk menolak resolusi tidak percaya terhadap Khan dan pembubaran majelis rendah parlemen oleh presiden atas saran perdana menteri.
Pengadilan tertinggi, dalam keputusan bulat, memerintahkan pembicara untuk memanggil sesi parlemen pada tanggal 9 April dan mengadakan pemungutan suara pada mosi tidak percaya.
(Resa/TRTWorld)