ISLAMTODAY ID-Para pejabat melaporkan 306 kematian akibat hujan badai yang terberat dalam enam dekade.
Kejadian tersebut mendatangkan malapetaka di provinsi pesisir KwaZulu-Natal pada akhir pekan, menghancurkan rumah dan infrastruktur.
Korban tewas akibat banjir dahsyat di dan sekitar kota pelabuhan Durban di Afrika Selatan telah meningkat menjadi 306 setelah jalan dan lereng bukit hanyut saat rumah-rumah runtuh.
“Pada malam 13 April, kami telah diberitahu bahwa jumlah korban tewas akibat bencana banjir di provinsi KZN (KwaZulu-Natal) telah meningkat menjadi 306 orang” ungkap Nonala Ndlovu, juru bicara departemen penanggulangan bencana provinsi, seperti dilansir dari TRTWorld, Kamis (14/4).
Kantornya mengatakan jumlah korban tewas menjadi “salah satu momen tergelap dalam sejarah” KZN.
Sebelumnya pada hari Rabu (13/4) Ndlovu telah menyebutkan jumlah korban sebanyak 259 orang.
Untuk diketahui, hujan terberat dalam 60 tahun melanda kotamadya Durban dikenal sebagai eThekwini.
Badai ini diyakini sebagai yang paling mematikan dalam catatan di Afrika Selatan.
Pencarian Orang Hilang
Presiden Cyril Ramaphosa menggambarkan banjir sebagai “bencana” dan “malapetaka”.
“Jembatan ambruk. Jalan ambruk. Orang meninggal,” ungkapnya.
Lebih lanjut, dia menambahkan bahwa satu keluarga kehilangan 10 anggota dan sedikitnya 248 sekolah rusak.
“Ini adalah bencana dengan proporsi yang sangat besar,” ungkapnya, berbicara kepada masyarakat setempat setelah memeriksa kerusakan akibat banjir.
Pencarian orang hilang masih berlangsung, ungkap Ramaphosa.
Dia berjanji untuk “tidak menyia-nyiakan” dalam menangani bencana dan menawarkan bantuan kepada yang terkena dampak.
“Bencana ini adalah bagian dari perubahan iklim. Kita tidak bisa lagi menunda apa yang perlu kita lakukan… untuk menghadapi perubahan iklim.”
“Di sini, dan kemampuan penanggulangan bencana kita perlu di tingkat yang lebih tinggi,” ungkap presiden.
Cuaca Buruk
Hujan berlanjut di beberapa bagian kota pada Rabu (13/4) sore, dan peringatan banjir dikeluarkan untuk provinsi tetangga Eastern Cape.
Badai melanda saat Durban baru saja pulih dari kerusuhan mematikan Juli lalu yang merenggut lebih dari 350 nyawa, dalam kerusuhan terburuk di Afrika Selatan sejak berakhirnya apartheid.
Pasukan polisi nasional mengerahkan 300 petugas tambahan ke wilayah tersebut, saat angkatan udara mengirim pesawat untuk membantu operasi penyelamatan.
Lebih dari 6.000 rumah rusak. Banjir menewaskan 140 orang pada tahun 1995.
(Resa/TRTWorld)