ISLAMTODAY ID-Artikel ini ditulis oleh Dave DeCamp melalui AntiWar.com, dengan judul Pelosi: Russia’s War Requires “Strongest Military Response”.
Ketua DPR Nancy Pelosi (D-CA) mengatakan Senin (2/5) bahwa invasi Rusia ke Ukraina menjamin “respons militer sekuat mungkin” dan AS tidak boleh terhalang oleh peringatan dari Rusia.
Pelosi membuat komentar dari Polandia sehari setelah perjalanan ke Ukraina, di mana dia bertemu dengan Presiden Ukraina Voldymr Zelensky di Kyiv.
Ketua DPR menerima sambutan hangat dari Zelensky, yang memberinya Ordo Putri Olga, sebuah simbol penghargaan sipil Ukraina yang diberikan kepada wanita yang memberikan kontribusi kepada negara Ukraina.
Pada hari Senin (2/5), Pelosi mengadakan pertemuan dengan Presiden Polandia Andrzej Duda di Warsawa terkait membahas dukungan AS dan NATO yang meningkat untuk Ukraina.
Polandia telah muncul sebagai salah satu pendukung terkuat Ukraina di Eropa dan baru-baru ini mengirim lebih dari 200 tank T-72 rancangan Soviet ke Ukraina dalam peningkatan bantuan militer NATO.
Selain tanggapan militer, Pelosi mengatakan “sanksi terberat” juga diperlukan “untuk membuat kasus” bahwa perang Rusia tidak dapat ditoleransi.
“Kita seharusnya tidak melakukan apa-apa karena ancaman dari Rusia,” ujarnya, seperti dilansir dari ZeroHedge, Rabu (4/5).
Dia menambahkan: “Mereka telah menyampaikan ancaman mereka yang membunuh anak-anak dan keluarga, warga sipil dan yang lainnya.”
Tanggapan militer AS terhadap perang telah melibatkan pengiriman senjata ke Ukraina, menyediakan intelijen Ukraina untuk menargetkan pasukan Rusia, dan melatih pasukan Ukraina tentang cara menggunakan senjata AS.
Presiden Biden telah berulang kali mengesampingkan pengiriman pasukan ke Ukraina untuk memerangi Rusia secara langsung karena risiko dimulainya Perang Dunia III, yang dapat dengan cepat berubah menjadi perang nuklir.
“AS mendukung Ukraina hingga kemenangan diraih”.
Namun terlepas dari risikonya, ultra-hawks di Washington mencari cara untuk melibatkan AS secara langsung.
Rep. Adam Kinzinger (R-IL) telah memperkenalkan RUU untuk Otorisasi baru untuk Penggunaan Kekuatan Militer (AUMF) yang akan memberi Presiden Biden kekuatan perang untuk campur tangan di Ukraina jika Rusia menggunakan senjata kimia, biologi, atau nuklir.
(Resa/ZeroHedge)