ISLAMTODAY ID-Anggota parlemen sayap kanan memuji keputusan setelah pembunuhan tiga orang Israel, dengan kritikus mengatakan pemukiman ilegal merupakan hambatan bagi perdamaian.
Israel akan menyetujui 4.000 unit rumah untuk pemukiman ilegal Yahudi di Tepi Barat yang diduduki, ungkap kementerian pertahanan Israel pada hari Jumat (6/4).
Kementerian mengatakan 1.452 unit diharapkan akan dibangun, sementara 2.536 diharapkan akan disetujui oleh Menteri Pertahanan Benny Gantz pada hari Kamis (16/5).
Permukiman Israel di wilayah Palestina yang diduduki adalah ilegal menurut hukum internasional.
Terakhir kali unit pemukiman disetujui pada Oktober, pemerintahan Biden mengecam Israel, mengutuk pembangunan pemukiman yang terus berlanjut secara terbuka dan di balik pintu tertutup.
Partai sayap kanan memuji keputusan itu. New Hope, anggota pemerintah koalisi, mengatakan penguatan pemukiman Yahudi lebih penting dari sebelumnya.
Keputusan itu menyusul pembunuhan tiga warga Israel dalam serangan di pusat kota Elad. Dua pria Palestina diduga sebagai pelakunya.
“Mendirikan Dewan Perencanaan Tinggi saat ini dua kali lebih penting. Musuh-musuh Israel harus tahu bahwa orang-orang Israel bertekad untuk memperkuat pemukiman Yahudi, khususnya di Yudea dan Samaria [Tepi Barat],” ujar New Hope dalam sebuah tweet, seperti dilansir dari MEE, Jumat (6/5).
Nir Orback, seorang anggota parlemen dari partai Yamina pimpinan Perdana Menteri Naftali Bennett mentweet: “Saya mengucapkan selamat kepada Menteri Pertahanan dan Perdana Menteri karena telah menanggapi permintaan saya dan telah mengeluarkan panggilan ke Majelis Umum. Di Gaza, kami akan terus bekerja untuk penyelesaian. Pemukiman di seluruh Israel lebih kuat dan lebih aman.”
Namun, Mossi Raz dari partai sayap kiri Meretz menanggapi Orback, dengan mengatakan: “Menyetujui lebih dari 3.000 unit untuk dibangun di pemukiman di wilayah pendudukan adalah tidak bermoral dan berbahaya bagi warga masa depan Israel.”
Pada hari Kamis (5/5), pengadilan tinggi Israel memutuskan pengusiran 1.000 warga Palestina dari suatu daerah di Tepi Barat sehingga tanah itu dapat digunakan kembali untuk militer Israel dan digunakan sebagai “zona tembak”.
Masafer Yatta, daerah pedesaan seluas 3.000 hektar di perbukitan Hebron selatan, berada di bawah kendali Israel dan rumah bagi beberapa desa kecil Palestina.
Namun, Israel berpendapat bahwa penduduk desa yang tinggal di daerah tersebut bukanlah penduduk tetap ketika zona tersebut diumumkan pada tahun 80-an.
(Resa/MEE)