ISLAMTODAY ID- Jepang bertujuan untuk “secara drastis memperkuat” kemampuan militernya, karena para pejabat khawatir bahwa serangan Rusia di Ukraina dapat memicu ketidakstabilan di Asia Timur.
Rancangan garis besar ekonomi jangka panjang tidak memberikan rincian tentang pengeluaran, tetapi menyebutkan “upaya untuk secara sepihak mengubah status quo dengan paksa di Asia Timur, membuat keamanan regional semakin parah”.
“Kami akan secara drastis memperkuat kemampuan pertahanan yang akan menjadi jaminan utama untuk mengamankan keamanan nasional,” ungkap rancangan kebijakan ekonomi yang dilihat oleh kantor berita Reuters, seperti dilansir TRTWorld, Jumat (27/5)
Rancangan tersebut, garis besar ekonomi jangka panjang yang diperbarui setiap tahun, tidak memberikan rincian tentang pengeluaran.
Tetapi mengatakan untuk pertama kalinya: “Ada upaya untuk secara sepihak mengubah status quo dengan paksa di Asia Timur, membuat keamanan regional semakin parah.”
Itu juga tidak merinci ancaman keamanan di kawasan itu, tetapi perencana militer Jepang telah berulang kali menyatakan keprihatinan tentang China, yang dengannya Jepang memiliki sengketa teritorial jangka panjang, dan Korea Utara.
Konferensi pers Perdana Menteri Fumio Kishida dengan Presiden AS Joe Biden pada hari Senin (23/5) didominasi oleh presiden yang mengatakan Amerika Serikat akan bersedia menggunakan kekuatan untuk mempertahankan Taiwan dari agresi China.
Belanja Pertahanan
Mantan perdana menteri Shinzo Abe menyerukan pembelanjaan pertahanan hampir $60 miliar untuk tahun fiskal berikutnya, naik dari sekitar $46 miliar di bawah anggaran awal tahun ini.
Peningkatan itu mengingat pengeluaran militer China yang meningkat dan ancaman rudal dari Korea Utara, Nippon Television Network melaporkan.
“Wajar (bagi pemerintah) untuk mengamankan pengeluaran pertahanan yang setara dengan 2 persen dari PDB,” ungkap Abe, yang masih memegang pengaruh besar sebagai ketua faksi terbesar di Partai Demokrat Liberal yang berkuasa, seperti dikutip.
Kishida belum mengatakan seberapa besar dia ingin meningkatkan pengeluaran militer untuk tahun fiskal yang dimulai pada April 2023.
Pengeluaran pertahanan yang lebih tinggi akan membebani keuangan publik Jepang yang sudah mengerikan.
Majelis rendah parlemen pada hari Jumat (27/5) menyetujui anggaran tambahan senilai $23 miliar, didanai oleh penjualan obligasi, untuk meredam pukulan bagi rumah tangga dan perusahaan dari kenaikan biaya bahan bakar dan bahan baku.
Majelis tinggi diharapkan untuk mengesahkan anggaran menjadi undang-undang minggu depan.
Dengan Kishida menghadapi pemilihan nasional pada bulan Juli, anggaran tambahan lainnya “hampir mencapai kesepakatan”, ungkap Hoshino.
“Pertanyaannya adalah bagaimana mengamankan pendanaan, selain harus bergantung pada biaya pinjaman yang sangat rendah yang disediakan oleh Bank of Japan.”
(Resa/TRTWorld)