ISLAMTODAY ID-Konsep strategis baru NATO akan menggambarkan Rusia sebagai “ancaman utama” bagi blok tersebut, sementara China akan muncul pertama kali dalam dokumen tersebut, Perwakilan Tetap AS untuk NATO Julianne Smith mengatakan pada hari Rabu (2/6).
Berbicara di acara Defense Writers Group, Smith mengatakan bahwa bahkan sebelum peluncuran operasi militer Rusia di Ukraina pada 24 Februari, “ada apresiasi yang mendalam di seluruh aliansi bahwa bahasa di Rusia dari tahun 2010 sudah sangat usang dan membutuhkan peningkatan yang signifikan. .”
Konsep strategis NATO saat ini diterbitkan pada 2010, empat tahun sebelum Krimea memilih untuk berpisah dari Ukraina dan bergabung dengan Rusia setelah kudeta 2014 di Kiev.
Dokumen setebal 35 halaman itu mengatakan bahwa “Kerja sama NATO-Rusia memiliki kepentingan strategis karena berkontribusi untuk menciptakan ruang perdamaian, stabilitas, dan keamanan bersama.”
Aliansi tersebut juga menyatakan bahwa mereka sedang mencari “kemitraan strategis sejati” dengan Rusia dan oleh karena itu bertujuan untuk “meningkatkan konsultasi politik dan kerja sama praktis” dengan Moskow.
“Kami sebagian besar setuju bahwa Rusia adalah tantangan utama, ancaman utama yang dihadapi aliansi NATO saat ini, dan karena itu, Anda akan melihat penekanan besar pada Rusia langsung dari gerbang di atas,” ungkap Smith, seperti dilansir dari RT, Kamis (2/6).
Dia juga mengungkapkan bahwa anggota aliansi setuju bahwa “China, untuk pertama kalinya, perlu menjadi bagian dari konsep strategis.”
Pada bulan Juni tahun lalu, para kepala negara dan pemerintahan NATO memasukkan dalam Konferensi Tingkat Tinggi Brussel sebuah paragraf yang mengatakan: “Pengaruh China yang semakin besar dan kebijakan internasional dapat menghadirkan tantangan yang perlu kita tangani bersama sebagai sebuah Aliansi.”
Konsep strategis baru ini diharapkan akan diresmikan pada KTT NATO pada 29-30 Juni di Madrid. Smith mengatakan dokumen itu seharusnya bertahan selama 10 tahun.
Selain konsep strategis, para pemimpin NATO kemungkinan akan merilis pernyataan terpisah tentang operasi Rusia di Ukraina dan implikasinya bagi keamanan global, tambahnya.
Selama bertahun-tahun, Rusia telah memperingatkan terhadap ekspansi ke timur NATO, menganggapnya sebagai ancaman langsung terhadap keamanan nasional.
Kemungkinan Ukraina bergabung dengan aliansi di masa depan dicatat oleh Moskow sebagai salah satu alasan serangan militer yang sedang berlangsung di negara itu.
Rusia menyerang negara tetangga itu pada akhir Februari, menyusul kegagalan Ukraina untuk mengimplementasikan persyaratan perjanjian Minsk yang pertama kali ditandatangani pada 2014, dan pengakuan akhirnya Moskow atas republik Donbass di Donetsk dan Lugansk.
Protokol yang diperantarai Jerman dan Prancis dirancang untuk memberikan status khusus kepada daerah-daerah yang memisahkan diri di dalam negara Ukraina.
Kremlin sejak itu menuntut agar Ukraina secara resmi menyatakan dirinya sebagai negara netral yang tidak akan pernah bergabung dengan blok militer NATO yang dipimpin AS.
Kiev menegaskan serangan Rusia benar-benar tidak beralasan dan membantah klaim bahwa pihaknya berencana untuk merebut kembali kedua republik dengan paksa.
(Resa/RT)