ISLAMTODAY ID- Presiden Rusia Vladimir Putin menyalahkan AS atas terjadinya infalsai dan krisis pangan yang berlangsung secara global.
Pada Jumat (17/6), dia menyebut salah urus Barat atas ekonomi global dan ketergantungan pada pencetakan uang untuk mendapatkan barang-barang dari negara-negara yang lemah menjadi faktor utama.
Pernyatan tersebut dia lontarkan dalam Forum Ekonomi Internasional Saint Petersburg (SPIEF).
“Kenaikan harga yang sedang berlangsung, inflasi, masalah pangan dan bahan bakar, gas dan energi secara umum adalah hasil dari kesalahan sistemik dalam kebijakan ekonomi pemerintahan AS saat ini dan birokrasi Eropa,” ungkap Putin, seperti dilansir dari RT, Jumat (17/6).
Negara-negara Barat mencetak uang dalam jumlah besar untuk merangsang ekonomi mereka dan menggunakannya untuk membeli barang di luar negeri.
“Mereka cukup banyak menyedot, menyapu pasar global. Secara alami, tidak ada yang peduli untuk memikirkan kepentingan negara lain, termasuk yang termiskin di antara mereka,” ungkap Putin.
“Itu ditinggalkan dengan sisa-sisa, dengan harga yang sangat mahal.”
Krisis pangan khususnya diperburuk oleh sanksi Barat terhadap Rusia dan Belarusia, yang menciptakan hambatan bagi ekspor pupuk mereka, kata Putin.
“Kekurangan pupuk menyebabkan hilangnya hasil panen, yang berarti risiko kekurangan pasokan di pasar dunia akan meningkat. Harga akan naik lebih tinggi, yang menimbulkan ancaman kelaparan, terutama di negara-negara termiskin,” ungkapnya.
Kelaparan yang mengancam akan mempengaruhi hati nurani orang-orang di Washington dan Brussel, Putin menekankan.
Presiden Rusia menertawakan gagasan bahwa inflasi adalah “kenaikan harga Putin” seperti yang dicap oleh pemerintah AS.
“Masalah ini tidak muncul hari ini atau dalam tiga atau empat bulan terakhir. Dan itu tentu bukan salah Rusia, bertentangan dengan apa yang dikatakan beberapa penghasut, mencoba menyalahkan bangsa kita atas semua yang terjadi dalam ekonomi dunia,” ungkapnya.
Pelakunya adalah mereka yang “mengandalkan mekanisme emisi keuangan untuk membeli, menyeret rantai pasokan ke arah mereka,” tanpa menghiraukan kerusakan yang mungkin ditimbulkannya pada orang lain, kata Putin.
“Intinya, ini adalah kebijakan kolonial predator yang sama. Tapi tentunya hadir dalam bentuk baru, edisi baru, lebih halus dan lihai,” sarannya.
(Resa/RT)