ISLAMTODAY ID- Negara Suriah menjadi negara kedua yang mengakui kemerdekaan republik Donbass setelah Rusia.
Suriah telah mengakui kemerdekaan Republik Rakyat Donetsk (DPR) dan Republik Rakyat Lugansk (LPR), yang telah mengumumkan niat mereka untuk melepaskan diri dari Ukraina pada tahun 2014 dan secara resmi diakui oleh Rusia pada Februari.
Kantor Berita Arab Suriah (SANA) mengumumkan keputusan tersebut pada Rabu sore, mengutip sumber-sumber di Kementerian Luar Negeri di Damaskus.
“Mewujudkan kemauan dan keinginan bersama untuk membangun hubungan di semua bidang, Republik Arab Suriah telah memutuskan untuk mengakui kemerdekaan dan kedaulatan Republik Rakyat Lugansk dan Republik Rakyat Donetsk,” tulis laporan tersebut, seperti dilansir dari RT, Rabu (29/6).
Republik yang bersama-sama membentuk wilayah Donbass, keduanya mendeklarasikan kemerdekaan dari Ukraina pada 2014, setelah kudeta yang didukung Barat menggulingkan presiden yang terpilih secara demokratis, Viktor Yanukovych.
Militer Kiev kemudian mengobarkan perang delapan tahun melawan wilayah tersebut, sampai Rusia mengakui kemerdekaan mereka pada Februari, dua hari sebelum dimulainya operasi militer Moskow di Ukraina.
Pada bulan September 2015, mengikuti permintaan dari Damaskus, Rusia memulai operasi militer di Suriah, yang pada saat itu dilanda perang dengan Negara Islam (IS, sebelumnya ISIS), serta kelompok teroris lainnya.
Kampanye Moskow akhirnya memainkan peran utama dalam membantu pemerintah yang sah memulihkan perdamaian di negara itu.
Pada Februari 2022, Presiden Suriah Bashar Assad menyatakan bahwa dia akan siap untuk mengakui kedua republik.
Ribuan sukarelawan Suriah berpartisipasi dalam operasi militer Rusia di sana.
Sejumlah negara lain, termasuk Belarus, Nikaragua, Sudan dan Venezuela, belum mengakui republik Donbass, tetapi mengumumkan dukungan mereka untuk pengakuan Rusia.
(Resa/RT)