ISLAMTODAY ID– Senator AS Joni Ernst mengungkapkan Rusia dan China banyak berinvestasi dalam apa yang disebut “teknologi gerombolan” drone yang melibatkan penggunaan ratusan drone dengan berbagai ukuran untuk potensi serangan.
“Kami tahu bahwa China, Rusia, dan lainnya menghabiskan banyak uang untuk apa yang kami sebut ‘teknologi swarm,'” ungkap Ernst selama diskusi panel di Forum Keamanan Aspen, seperti dilansir dari Sputniknews, Jumat (22/7).
“Sekarang, kami memiliki musuh dekat yang mengembangkan teknologi swarm di mana mereka dapat menggunakan 100 hingga 200 drone yang berbeda, drone yang sangat berkembang yang dapat menyerang anggota layanan kami di medan perang, mungkin mengganggu permainan Super Bowl, apa pun itu mungkin terjadi.”
Ernst mengatakan situasi ini secara efektif memaksa Amerika Serikat untuk fokus tidak hanya pada pengembangan lebih lanjut teknologi drone, tetapi juga melawan drone sebagai alat perang modern.
Kecerdasan buatan adalah salah satu cara untuk mencapai itu, tambahnya.
Sebelumnya pada hari Jumat (22/7), media AS melaporkan bahwa Gedung Putih belum menyetujui permintaan Ukraina untuk drone MQ-1C Gray Eagle jarak jauh dan bersenjata yang canggih karena khawatir bahwa mereka dapat menjadi milik Rusia di tengah operasi militer khusus di Ukraina.
(Resa/Sputniknews)