ISLAMTODAY ID-Ketua Kepala Staf Gabungan mengklaim bahwa militer China telah menjadi ancaman yang lebih besar bagi Amerika dan sekutu.
Jenderal top Amerika membunyikan alarm atas militer China, dengan mengatakan bahwa mereka menjadi semakin agresif dalam pertemuan dengan pasukan militer lain yang beroperasi di kawasan Asia-Pasifik, menjadikan dirinya ancaman yang lebih besar bagi AS dan sekutunya.
“Pesannya adalah, militer China, di udara dan di laut, telah menjadi jauh lebih agresif dan terasa lebih agresif di wilayah khusus ini,” ungkap Jenderal Angkatan Darat AS Mark Milley, ketua Kepala Staf Gabungan pada hari Ahad (24/7) selama kunjungan ke Indonesia, seperti dilansir dari RT, Ahad (24/7).
Intersepsi pesawat dan kapal AS dan sekutu oleh pasukan China telah meningkat secara signifikan selama lima tahun terakhir, kata Milley.
Jumlah interaksi semacam itu yang dianggap “tidak aman” oleh Pentagon telah meningkat dengan cara yang sama.
Jenderal baru-baru ini memerintahkan stafnya untuk menyusun laporan yang merinci interaksi antara pasukan China dan AS dan sekutunya di wilayah tersebut.
Dalam satu insiden bulan lalu, seorang pilot jet J-16 China diduga membahayakan awak pesawat pengintai Australia di wilayah udara internasional di atas Laut China Selatan.
Pilot diduga memotong di depan pesawat dan melepaskan seikat sekam berisi potongan-potongan kecil aluminium, beberapa di antaranya tersedot ke mesin pesawat Australia.
Para pejabat AS semakin menyuarakan keprihatinan atas militer dan kebijakan luar negeri China, termasuk penolakannya untuk bergabung dalam memberikan sanksi kepada Rusia atas krisis Ukraina.
Bulan lalu, Mayor Jenderal Angkatan Udara AS menyesalkan bahwa Beijing membangun gudang senjatanya lima hingga enam kali lebih cepat daripada Washington dan melakukannya dengan biaya yang jauh lebih rendah.
Dia berpendapat bahwa ambisi geopolitik China adalah “ancaman eksistensial terhadap cara hidup kita, terhadap kebebasan yang mungkin dinikmati atau tidak dinikmati oleh anak-anak kita.”
Beijing telah kembali. Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Zhao Lijian mengatakan kepada wartawan pekan lalu bahwa AS menghasut konflik Rusia-Ukraina.
Para pejabat China juga menuduh Washington meningkatkan ketegangan di kawasan Asia-Pasifik, termasuk campur tangan dengan Taiwan, yang dianggap Beijing sebagai provinsi yang memisahkan diri.
Pejabat China dilaporkan memperingatkan pemerintahan Presiden Joe Biden tentang kemungkinan tanggapan militer jika Ketua DPR AS Nancy Pelosi (D-California) melakukan kunjungan yang direncanakan ke Taiwan bulan depan.
Milley singgah di Indonesia sebagai bagian dari perjalanan melalui kawasan Asia-Pasifik, yang berpuncak pada pertemuan para kepala pertahanan akhir pekan ini di Sydney.
Di antara kekhawatiran yang kemungkinan akan dibahas adalah perjanjian keamanan baru China dengan Kepulauan Solomon, yang ditandatangani pada bulan April.
AS dan Australia khawatir China mungkin mencoba membangun pangkalan militer di Kepulauan Solomon.
“Ini adalah area di mana China mencoba melakukan penjangkauan untuk tujuan mereka sendiri. Dan sekali lagi, ini mengkhawatirkan karena China tidak melakukannya hanya untuk alasan yang tidak berbahaya,” ungkap Associated Press mengutip Milley.
“Mereka mencoba untuk memperluas pengaruh mereka di seluruh wilayah. Dan itu memiliki konsekuensi potensial yang tidak selalu menguntungkan bagi sekutu dan mitra kami di kawasan ini.”
(Resa/RT)