ISLAMTODAY ID-Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Zhao Lijian mengatakan bahwa Amerika Serikat terus-menerus mengerahkan kekuatannya dengan mengirimkan kapal perang ke Selat Taiwan dengan dalih kebebasan navigasi, sehingga dengan sengaja merusak perdamaian dan stabilitas di kawasan itu.
Pada hari Ahad (28/8), kapal angkatan laut AS USS Antietam dan USS Chancellorsville melewati Selat Taiwan, di mana “kebebasan navigasi dan penerbangan di laut lepas berlaku sesuai dengan hukum internasional,” menurut armada ketujuh AS.
Sebagai tanggapan, China menempatkan angkatan bersenjatanya dalam siaga tinggi untuk mencegah provokasi, kata Tentara Pembebasan Rakyat.
“Kapal perang AS sering melenturkan otot atas nama kebebasan navigasi. Ini bukan tentang menjaga kawasan itu bebas dan terbuka. Ini adalah provokasi yang ditujukan untuk ‘kebebasan masuk tanpa izin’ dan merupakan sabotase yang disengaja terhadap perdamaian dan stabilitas regional,” ungkap diplomat itu dalam jumpa pers seperti dilansir dari Sputniknews, Selasa (30/8).
Beijing mendesak AS untuk berhenti melanggar prinsip One China, mematuhi norma-norma dasar hubungan internasional dan mematuhi ketentuan dari tiga komunike bersama AS-China, tambah Zhao.
Situasi di sekitar Taiwan meningkat setelah Ketua DPR AS Nancy Pelosi mengunjungi pulau itu pada awal Agustus.
China mengutuk perjalanan Pelosi, yang dianggapnya sebagai isyarat dukungan untuk separatisme, dan meluncurkan latihan militer skala besar di sekitar pulau itu.
China menganggap Taiwan sebagai bagian yang tidak dapat dicabut dari wilayah kedaulatannya dan menentang setiap kontak resmi antara pulau itu dan negara-negara lain.
AS telah mendukung pasukan pro-kemerdekaan di Taiwan dan menjual senjata ke pulau itu.
Beijing telah berulang kali mengatakan bahwa prinsip Satu China adalah landasan politik hubungan China-AS dan pelanggaran oleh Washington atas kewajibannya sendiri telah membahayakan kerja sama antara kedua negara, mengancam perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan.
(Resa/Sputniknews)