ISLAMTODAY ID-Peristiwa penembakan di sebuah sekolah Myanmar terjadi pada hari Jumat (16/9) di desa Let Yet Kone di wilayah Sagaing tengah.
Beberapa anak tewas di tempat oleh penembakan itu, sementara yang lain tewas setelah pasukan memasuki desa di wilayah Sagaing tengah, menurut laporan media setempat.
Sedikitnya 13 orang termasuk tujuh anak-anak tewas dan 17 terluka ketika helikopter tentara menembaki sebuah sekolah di Myanmar, laporan media dan penduduk mengatakan, ketika militer mengatakan pihaknya melepaskan tembakan karena pemberontak menggunakan gedung itu untuk menyerang pasukannya.
Menurut laporan di portal berita Mizzima dan Irrawaddy pada hari Senin (19/9), helikopter tentara telah menembaki sekolah yang bertempat di sebuah biara Buddha di desa tersebut.
“Beberapa anak tewas di tempat oleh penembakan itu, sementara yang lain meninggal setelah pasukan memasuki desa,” ujar laporan itu, seperti dilansir dari TRTWorld, Selasa (20/9).
Dua warga yang menolak disebutkan namanya karena kekhawatiran keamanan, mengatakan melalui telepon, mayat-mayat itu kemudian diangkut oleh militer ke kotapraja yang berjarak 11 kilometer dan dikuburkan.
Gambar yang diposting di media sosial menunjukkan apa yang tampak seperti kerusakan termasuk lubang peluru dan noda darah di sebuah gedung sekolah.
‘Pemeriksaan kejutan’
Dalam sebuah pernyataan, militer mengatakan Tentara Kemerdekaan Kachin, sebuah kelompok pemberontak, dan Pasukan Pertahanan Rakyat (PDF), sebuah organisasi payung gerilyawan bersenjata yang disebut junta “teroris”, telah bersembunyi di biara dan menggunakan desa untuk mengangkut senjata di daerah tersebut.
Pasukan keamanan yang dikirim dengan helikopter telah melakukan “inspeksi mendadak” dan diserang oleh PDF dan KIA di dalam rumah dan biara, katanya.
Dikatakan pasukan keamanan telah menanggapi dan mengatakan beberapa penduduk desa telah tewas dalam bentrokan dan bahwa yang terluka dibawa ke rumah sakit umum untuk perawatan.
Pernyataan itu menuduh kelompok bersenjata menggunakan penduduk desa sebagai perisai manusia dan mengatakan bahwa senjata termasuk 16 bom buatan tangan kemudian disita.
Dalam sebuah pernyataan setelah kekerasan hari Jumat, pemerintah Myanmar yang digulingkan, yang dikenal sebagai Pemerintah Persatuan Nasional (NUG), menuduh junta melakukan “serangan yang ditargetkan” di sekolah-sekolah.
NUG juga menyerukan pembebasan 20 siswa dan guru yang dikatakan telah ditangkap setelah serangan udara tersebut.
(Resa/TRTWorld)