ISLAMTODAY ID-Artikel ini ditulis oleh Aldgra Fredly melalui The Epoch Times, dengan judul Taiwan’s President Tells China That War Is “Absolutely Not An Option”.
Presiden Taiwan telah mengesampingkan konfrontasi bersenjata dengan China.
Lebih lanjut, dia mengatakan bahwa pemerintahnya bersedia terlibat dengan Partai Komunis China (PKT) untuk mencapai “pengaturan yang dapat disepakati bersama.”
Dalam pidato nasionalnya pada hari Senin (10/10), Presiden Tsai Ing-wen mengatakan “disesalkan” bahwa China telah meningkatkan intimidasi militernya, tekanan diplomatik, dan hambatan perdagangan untuk menghapus kedaulatan Taiwan.
“Saya ingin menjelaskan kepada pihak berwenang Beijing bahwa konfrontasi bersenjata sama sekali bukan pilihan bagi kedua pihak kita,” ungkap Tsai, seperti dilansir dari ZeroHedge, Rabu (12/10).
“Hanya dengan menghormati komitmen rakyat Taiwan terhadap kedaulatan, demokrasi, dan kebebasan kami, dapat ada landasan untuk melanjutkan interaksi konstruktif di Selat Taiwan,” tambahnya.
China mengklaim Taiwan sebagai bagian dari wilayahnya meskipun Taiwan adalah negara berdaulat dengan pemerintahan yang dipilih secara demokratis, dan telah berjanji untuk menaklukkan Taiwan dengan kekerasan jika perlu.
PKC telah meluncurkan latihan militer di dekat Taiwan setelah kunjungan kontroversial Ketua DPR AS Nancy Pelosi (D-Calif.) pada bulan Agustus, menembakkan beberapa rudal balistik ke Taiwan dan memberlakukan blokade laut internasionalnya.
Tsai mengatakan bahwa Taiwan bersedia berunding dengan China untuk memulihkan perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan, tetapi Taiwan tidak boleh berkompromi dengan kebebasan dan demokrasi rakyat Taiwan.
“Konsensus terluas di antara rakyat Taiwan dan berbagai partai politik kita adalah bahwa kita harus mempertahankan kedaulatan nasional kita dan cara hidup kita yang bebas dan demokratis. Pada titik ini, kami tidak memiliki ruang untuk kompromi,” ungkapnya.
Meningkatkan Kemampuan Pertahanan
Tsai telah menjadikan penguatan kemampuan pertahanan Taiwan sebagai prioritas utama saat ia berusaha memastikan bahwa negaranya “sepenuhnya siap” untuk menanggapi ancaman militer eksternal.
Taiwan telah meningkatkan pengeluaran pertahanan dan meningkatkan produksi massal rudal presisi dan kapal angkatan laut berkinerja tinggi, serta upaya modernisasi militernya, ungkap presiden.
“Melalui tindakan kami, kami mengirimkan pesan kepada komunitas internasional bahwa Taiwan akan bertanggung jawab atas pertahanan diri kami sendiri, bahwa kami tidak akan menyerahkan apa pun pada nasib, dan bahwa kami akan bekerja dengan sekutu untuk bersama-sama menjaga keamanan dan stabilitas di daerah,” ujarnya.
(Resa/ZeroHedge)