ISLAMTODAY ID-Kementerian Kesehatan Palestina melaporkan pada 14 November, pasukan tentara Israel membunuh seorang gadis remaja Palestina di dekat Ramallah di Tepi Barat yang diduduki.
Kementerian mengidentifikasi korban sebagai Fulla Rasmi Abdelazeez Masalmeh yang berusia 15 tahun, “yang secara fatal terkena peluru” tentara Israel “dalam serangan fajar di Beitunia,” dekat Ramallah.
Sumber yang dikutip oleh kantor berita Palestina WAFA mengatakan tentara melepaskan tembakan ke kendaraan “tanpa alasan yang jelas,” dan melukai penumpang lain dari mobil yang diidentifikasi sebagai Anas Hassouneh.
Seorang saksi mengatakan kepada WAFA bahwa Masalmeh dan Hassouneh berada di dalam kendaraan yang melaju di jalan, tidak menyadari bahwa pasukan Israel telah menempatkan diri di beberapa titik sampai mereka dikejutkan oleh kehadiran tentara.
“Pasukan Israel telah membunuh lebih dari 200 warga Palestina sepanjang tahun ini, termasuk 144 di Tepi Barat dan Yerusalem Timur, 50 orang di daerah Jenin, lebih dari 50 orang di Jalur Gaza, serta empat di wilayah Israel,” ungkap laporan WAFA, seperti dilansir dari The Cradle, Senin (14/11).
Pada tanggal 18 Oktober, sebuah laporan yang dirilis oleh Pelapor Khusus PBB tentang hak asasi manusia di wilayah Palestina yang diduduki merekomendasikan agar negara-negara anggota PBB mengembangkan “rencana untuk mengakhiri pendudukan kolonial pemukim Israel dan rezim apartheid.”
“Realisasi hak rakyat Palestina yang tidak dapat dicabut untuk menentukan nasib sendiri membutuhkan pembongkaran definitif pendudukan kolonial Israel dan praktik apartheid,” tulis Francesca Albanese, Pelapor Khusus PBB.
Menurut laporan itu, hampir 4.500 warga Palestina saat ini ditahan, 730 di antaranya ditahan tanpa tuduhan dan sebagian besar berdasarkan bukti rahasia.
Sementara itu, anak-anak berusia 12 tahun menjadi sasaran penangkapan dan tindakan penahanan sewenang-wenang.
Jumlahnya antara 500 dan 700 anak di bawah umur ditahan oleh pemerintah Israel setiap tahun.
Menurut pernyataan yang dikeluarkan oleh pengacara hak asasi manusia Abdel Nasser Farwana pada 10 September bahwa lebih dari 600 tahanan politik Palestina menderita penyakit akut di dalam pendudukan Israel dan berisiko meninggal,
(Resa/The Cradle)