ISLAMTODAY ID-Perusahaan Eastern Pacific Shipping yang berbasis di Singapura melaporkan kapal tanker Pacific Zircon dihantam proyektil kira-kira 150 mil lepas pantai Oman pada hari Selasa (15/11).
Kapal tanker tersebut milik miliarder Israel yaitu Idan Ofer yang dioperasikan perusahaan Eastern Pacific Shipping.
“Ada beberapa kerusakan kecil pada lambung kapal tetapi tidak ada tumpahan muatan atau masuknya air,” ungkap perusahaan yang dimiliki oleh miliarder Israel Idan Ofer, seperti dilansir dari TRTWorld, Kamis (17/11)
Menurut Samir Madani bahwa kapal tanker itu membawa 42.000 ton minyak gas dan menuju Buenos Aires.
Untuk diketahui, Samir Madani merupakan salah satu pendiri situs web TankerTrackers.com, sebuah perusahaan riset pengiriman minyak online.
Shahed 136 Drone
Armada Kelima Amerika Serikat yang berbasis di Bahrain mengatakan “mengetahui insiden itu”.
Penasihat Keamanan Nasional AS Jake Sullivan kemudian mengatakan Gedung Putih “yakin bahwa Iran kemungkinan melakukan serangan ini menggunakan UAV”.
Seorang pejabat Israel mengatakan kepada kantor berita AFP bahwa serangan terhadap kapal tanker itu adalah “provokasi Iran”.
Pejabat itu, yang meminta namanya dirahasiakan, mengatakan serangan itu dilakukan dengan “drone yang sama yang dijual Iran ke Rusia untuk digunakan di Ukraina … Shahed 136,” sebuah pesawat tak berawak yang dilengkapi dengan hulu ledak.
Pejabat Israel itu menolak pendapat bahwa serangan terhadap kapal yang sebagian dimiliki oleh Idan Ofer itu merupakan “kemenangan Iran” melawan Israel.
“Itu bukan kapal tanker Israel,” ungkap pejabat itu.
Iran dan Israel adalah musuh bebuyutan dan “perang bayangan” antara kedua kekuatan telah melihat serentetan serangan terhadap kapal-kapal dari kedua sisi yang mereka tuduh satu sama lain.
Kesepakatan Nuklir
Iran dan kekuatan dunia telah terlibat dalam pembicaraan on-off untuk menghidupkan kembali kesepakatan penting tahun 2015 yang berusaha mengekang kegiatan nuklir Iran dengan imbalan keringanan sanksi.
Amerika Serikat, Inggris, Prancis, dan Jerman telah mengajukan mosi kepada pengawas nuklir PBB yang mengecam Iran karena kurangnya kerja sama dengan badan tersebut, kata para diplomat kepada AFP minggu ini.
“Risiko serangan terhadap pengiriman dan infrastruktur energi di wilayah yang lebih luas meningkat terutama karena kurangnya kemajuan dalam diplomasi nuklir AS-Iran,” ungkap Torbjorn Soltvedt, analis Timur Tengah dari perusahaan intelijen risiko Verisk Maplecroft.
(Resa/TRTWorld)