ISLAMTODAY ID-IRGC melaporkan bahwa alat peledak di pinggir jalan dekat Damaskus membunuh Kolonel Davoud Jafari pada 22 November.
Kolonel Davoud Jafari, seorang pejabat senior Divisi Kedirgantaraan Korps Pengawal Revolusi Islam (IRGC) Iran, dibunuh di Suriah.
IRGC mengklaim bahwa Israel bertanggung jawab atas serangan itu.
Lebih lanjut, mereka melaporkan bahwa Jafari tewas pada hari Selasa (22/11) setelah ledakan IED di pinggir jalan dekat Damaskus.
Para pejabat Iran mengatakan agen badan intelijen Israel menanam alat peledak itu.
Dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh IRGC, Jafari dibunuh “oleh rekan-rekan rezim Zionis,” menyindir bahwa serangan yang dilakukan oleh Tel Aviv ini pada dasarnya adalah perang yang dilakukan “dari bayang-bayang.”
Iran telah menjadi sekutu penting pemerintah Suriah sejak dimulainya perang pada tahun 2011.
IRGC, gerakan perlawanan Lebanon Hizbullah, dan pasukan Rusia mendukung Tentara Suriah dalam perjuangan mereka melawan kelompok-kelompok ekstremis, seperti Negara Islam.
Menurut sumber peradilan Iran, pihak berwenang Iran menahan sepuluh orang yang terkait dengan agen Mossad pada bulan Oktober di bawah kecurigaan melakukan pembunuhan terhadap pejabat tinggi militer.
“Orang-orang yang ditangkap berkomunikasi langsung dengan Mossad dan beroperasi dari Teheran, Azerbaijan Barat, dan Hormozgan,” ungkap pejabat Iran, seperti dilansir dari The Crdale, Rabu (23/11).
Dalam insiden serupa, pihak berwenang Malaysia menangkap beberapa warga negara yang terkait dengan Mossad, dilaporkan terlibat dalam penculikan dua warga Palestina di Kuala Lumpur.
Sebulan sebelumnya, otoritas Iran menangkap tersangka yang terkait dengan pembunuhan kolonel IRGC Sayyad Khodaei awal tahun ini.
Dinas rahasia Iran mampu menangkis beberapa upaya sabotase terhadap Republik Islam. Namun, banyak operasi asing yang menargetkan ilmuwan, komandan militer, dan tokoh masyarakat berhasil.
Akibat meningkatnya frekuensi operasi permusuhan terhadap Teheran, IRGC menunjuk Jenderal Mohammad Kazemi untuk mengepalai unit intelijen asing dalam mencegah kebocoran militer, karena Iran mencurigai ada mata-mata dalam pemerintahan.
(Resa/The Cradle)