ISLAMTODAY ID-Gedung Putih telah umumkan tambahan bantuan pertahanan senilai $400 juta atau Rp 6.269 miliar kepada Ukraina.
Paket bantuan ini termasuk generator yang sangat dibutuhkan karena jaringan energi nasional telah sangat terdegradasi oleh serangan udara Rusia, menyebabkan setidaknya 10 juta orang tanpa listrik.
Hal ini membuat bantuan militer yang diberikan sejauh ini menjadi lebih dari $19 miliar dalam bentuk senjata.
Menteri Luar Negeri Antony Blinken mengumumkan pada hari Rabu (23/11) dalam sebuah pernyataan, “Berdasarkan pendelegasian wewenang dari Presiden, hari ini saya mengesahkan penarikan senjata dan peralatan AS ke-26 kami untuk Ukraina sejak Agustus 2021. Penarikan $400 atau Rp 6.269 miliar juta ini termasuk senjata tambahan, amunisi, dan peralatan pertahanan udara dari inventaris Departemen Pertahanan AS..”
“Penarikan ini akan membawa total bantuan militer AS untuk Ukraina ke tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya, sekitar $19,7 miliar, sejak awal Pemerintahan,” ungkapnya, seperti dilansir dari ZeroHedge, Kamis (24/11).
Blinken menggarisbawahi bahwa AS mengoordinasikan bantuan baru dengan negara-negara mitra, “termasuk £50 juta dalam sistem pertahanan udara yang ditawarkan oleh Perdana Menteri Inggris Sunak,” menurut pembacaan State Dept.
Sementara itu, masih ada kekhawatiran yang berkembang atas AS dan mitra Barat yang sangat menguras cadangan mereka sendiri, seperti yang diamati oleh The Independent:
Dorongan senjata yang berkelanjutan ke Kyiv menimbulkan pertanyaan tentang berapa lama AS dan negara-negara mitra dapat terus mempertahankan pertempuran tanpa berdampak pada kesiapan militer.
Banyak negara Eropa telah menyatakan bahwa mereka telah mendorong semua kelebihan yang mampu mereka kirimkan.
Dorongan Gedung Putih untuk lebih banyak bantuan pertahanan datang ketika pemerintah semakin gugup tentang keberatan GOP.
“Aliran senjata datang saat pemerintahan Biden berusaha untuk memberikan tambahan $37 miliar dalam bantuan militer dan kemanusiaan untuk Ukraina selama sesi pasca pemilihan Kongres, sebelum Partai Republik mengambil alih kendali DPR pada bulan Januari,” tulis The Independent.
Pentagon akhir-akhir ini menekankan bahwa pihaknya memprioritaskan persiapan Ukraina untuk bulan-bulan musim dingin yang keras.
Ada juga dorongan untuk terus menyediakan sistem anti-udara canggih untuk melindungi dari serangan terhadap stasiun dan fasilitas listrik…
Saat ini diperkirakan setengah dari jaringan listrik nasional telah rusak atau hancur akibat gelombang serangan udara Rusia yang berulang.
Beberapa bagian ibu kota pada hari Rabu (23/11) bahkan dikatakan kekurangan air, yang sedang diperbaiki oleh layanan darurat.
(Resa/TRTWorld)