ISLAMTODAY.ID —Jutaan metrik ton plastik diproduksi di seluruh dunia setiap tahun, dan hanya setengah dari jumlah sampah plastik ini yang didaur ulang, dibakar, atau dibuang ke tempat pembuangan akhir, sebagian besar dari yang tersisa akhirnya berakhir di lautan.
Nyatanya, banyak potongan sampah plastik lautan bersatu meciptakan gundukan sampah plastik tiga kali lebih besar dari ukuran Prancis, dimana pusatnya ada di Samudra Pasifik antara California dan Hawaii.
Bagaimana Sampah Plastik Sampai Kelautan ?
Pertama, mari kita bicara tentang bagaimana sampah plastik ini sampai ke lautan.
Sebagian besar sampah plastik yang ditemukan di perairan berasal dari sampah di taman, pantai, atau di sepanjang saluran pembuangan.
Potongan-potongan sampah plastik ini dibawa ke saluran pembuangan, lalu menuju sungai.
Sungai-sungai kemudian berubah menjadi jalan raya plastik, mengangkut plastik ke lautan.
Sebagian besar tambahan plastik laut berasal dari jaring ikan yang rusak yang langsung dibuang ke laut lepas.
Negara-negara Dengan Problem Plastik Terburuk Di Dunia
Beberapa orang mungkin berpikir bahwa negara yang memproduksi atau mengonsumsi plastik paling banyak adalah negara yang paling banyak mencemari lautan. Tapi itu tidak benar.
Menurut penelitian VisionCapitalist, negara-negara dengan wilayah geografis yang lebih kecil, garis pantai yang lebih panjang, curah hujan tinggi, dan sistem pengelolaan limbah yang buruk lebih mungkin membuang sampah plastik ke laut.
Misalnya, China menghasilkan 10 kali lipat sampah plastik yang dihasilkan Malaysia. Namun, 9% dari total sampah plastik Malaysia diperkirakan mencapai lautan, dibandingkan dengan China yang mencapai 0,6%.
Filipina—kepulauan dengan lebih dari 7.000 pulau, dengan garis pantai sepanjang 36.289 kilometer dan 4.820 sungai adalah yang terbesar menghasilkan sampah plastik—diperkirakan menghasilkan 35% sampah plastik di lautan.
Selain Filipina, lebih dari 75% akumulasi plastik di lautan dilaporkan berasal dari sampah yang salah kelola di negara-negara Asia termasuk India, Malaysia, China, india, Indonesia Myanmar, Vietnam, Bangladesh, dan Thailand.
Satu-satunya negara non-Asia yang masuk ke daftar 10 teratas ini, dengan 1.240 sungai termasuk Amazon, adalah Brasil.
Berikut ini data dari penelitian Freny Fernandes & Louis Lugas Wicaksono yang diterbitkan oleh Visual Capitalist
- Filipina : 356,371/Ton
- India : 126,513/Ton
- Malaysia : 73, 098/Ton
- China : 70,707/Ton
- Indonesia : 56, 333/Ton
- Myanmar : 40, 000/Ton
- Brazil : 37, 799/Ton
- Vietnam : 28, 221/Ton
- Bangladesh : 24, 640/Ton
- Thailand : 22, 806/Ton
Cara Mengatasi Sampah Plastik di Lautan
Cara pertama dan paling jelas untuk mengurangi penumpukan plastik adalah dengan mengurangi penggunaan plastik. Produksi yang lebih sedikit sama dengan limbah yang lebih sedikit.
Langkah kedua adalah mengelola sampah plastik yang dihasilkan, dan disinilah letak tantangannya.
Banyak negara berpenghasilan tinggi menghasilkan limbah plastik dalam jumlah besar, tetapi masih belum efektif dalam mengolah limbah sampah ini serta mengekspornya ke negara lain.
Sementara itu, banyak negara berpenghasilan menengah dan rendah yang meminta plastik dan menerima ekspor dalam jumlah besar belum mampu mengembangkan infrastruktur yang diperlukan untuk mendaur ulang sampah sehingga dapat mencemari lautan dunia. (Rasya)