ISLAMTODAY ID-Jurnalis investigasi Seymor Hersh mengatakan bahwa 60 tahun sebelum Norwegia membantu CIA menghancurkan jalur pipa gas Nord Stream, Norwegia memberikan kapal-kapal bersenjata berat yang digunakannya untuk menargetkan Vietnam Utara.
“Keterlibatan Norwegia dalam perang rahasia ini lebih dalam dari yang dilaporkan sebelumnya,” ujar Hersh, seperti dilansir dari RT, Rabu (22/2/2023).
Hersh, seorang jurnalis investigasi pemenang Hadiah Pulitzer, mengklaim awal bulan ini bahwa CIA menyabotase jalur Nord Stream atas perintah Presiden Joe Biden.
Dinas Rahasia dan Angkatan Laut Norwegia dilaporkan membantu penyelam CIA memilih tempat yang tepat untuk menanam bahan peledak, dan mengangkut orang Amerika itu dengan kapal ke lokasi, dekat pulau Bornholm Denmark di Laut Baltik.
Menjelaskan mengapa AS memilih Norwegia sebagai mitranya dalam menghancurkan jalur gas Rusia-ke-Jerman, Hersh mengatakan pada hari Rabu bahwa Angkatan Laut Norwegia memiliki sejarah kerja sama yang panjang dan suram dengan intelijen Amerika.
Laporan sejarah menunjukkan bahwa Norwegia menjual sejumlah kapal serang cepat ke Angkatan Laut AS, yang digunakan oleh CIA untuk melakukan serangan rahasia di sepanjang pantai Vietnam Utara.
Pada tahun 1964, sebelum masuknya AS secara resmi ke dalam perang Vietnam, setidaknya dua pelaut Norwegia telah mengaku ikut serta dalam penggerebekan ini, sementara laporan yang belum dikonfirmasi mengklaim bahwa perwira dan awak Norwegia mengawaki beberapa kapal ini.
Namun, menurut sumber Hersh “dalam komunitas intelijen”, CIA diberi lebih banyak perahu daripada yang dilaporkan sebelumnya.
Diawaki dan dikapteni oleh para pelaut Norwegia, kapal-kapal ini membawa US Navy SEAL ke misi melawan “target yang jauh lebih agresif termasuk fasilitas radar Vietnam Utara yang dijaga ketat”.
Sementara serangan klandestin CIA yang dilaporkan sebelumnya dikendalikan oleh komando Amerika di Saigon, misi yang lebih agresif ini diperintahkan oleh Kepala Staf Gabungan di Washington.
“Itu adalah perang rahasia di dalam perang rahasia,” tulis Hersh, menambahkan bahwa setidaknya dua Navy SEAL terluka dalam misi ini, dan menerima Medali Kehormatan secara rahasia.
(Resa/RT)