ISLAMTODAY.ID— AS melakukan tuduhan berbahaya yang menyebut bahwa kebocoran laboritorium di Wuhan, China adalah penyebab pandemi COVID-19 yang melanda dunia, hal ini adalah upaya AS untuk sudutkan China atas segala kekacauan serta krisis yang disebabkan oleh pandemi kata pakar Emanuel Pastreich.
Departemen Energi AS dan FBI menduga bahwa pandemi COVID-19 kemungkinan besar menyebar “melalui kecelakaan di laboratorium China”, menurut laporan Wall Street Journal yang ditulis bersama oleh Michael R. Gordon.
Laporan itu mengutip makalah intelijen rahasia yang diberikan kepada Gedung Putih dan anggota parlemen Amerika.
Namun, Penasihat Keamanan Nasional AS Jake Sullivan mengatakan pada 26 Februari bahwa masih ada “berbagai pandangan” di komunitas intelijen AS tentang apakah virus tersebut muncul secara alami, melompat dari hewan yang terinfeksi ke manusia, atau merupakan kebocoran dari laboratorium.
Sullivan menyatakan bahwa dia “tidak dapat mengkonfirmasi atau menyangkal” laporan The Wall Street Journal tentang masalah tersebut.
Waktu tuduhan serta laporan intelijen ini telah menimbulkan banyak pertanyaan.
“Ada beberapa masalah yang terjadi di sini… Ada kebutuhan untuk menyalahkan satu pihak atas kekacauan yang terjadi yaitu kepada China.. hal itu lantaran China adalah ‘ancaman yang meningkat’ bagi AS tak heran mereka harus disalahkan, “kata Pastreich, presiden Think tank Asia Institute.
Hubungan AS-China telah mencapai puncak ketegangan selama berminggu-minggu terakhir, di tengah adanya tuduhan atas balon udara mata-mata China yang diduga mengancam keamanan, dengan Beijing bersikeras bahwa balon udara itu adalah bagian dari inisiatif penelitian cuaca sipil.
Hal ini diikuti dengan peringatan keras bahwa AS akan menanggapi dengan serius jika China benar-benar telah menyediakan segala bentuk senjata mematikan untuk membantu Rusia dalam operasinya di Ukraina.
Klaim semacam itu telah dibantah oleh Beijing, yang menggarisbawahi bahwa, “China telah secara aktif mempromosikan pembicaraan damai dan penyelesaian politik dari krisis tersebut.”
“Langka-langkah yang dilakukan AS ini mirip dengan strategi penumpukan perang, yang menciptakan serangan terhadap Irak. Mereka ingin membuat narasi palsu. Mereka mengungkapkannya dalam setiap format media yang memungkinkan.” Ujar Pastreich.
Menurut Pastreich saat ini di benak orang-orang di Badan Proyek Penelitian Lanjutan Pertahanan, [Pentagon] dan di Lockheed Martin serta General Dynamics, mereka akan menggunakan tuduhan-tuduhan ini sebagai persiapan untuk konfrontasi besar dengan China.
Yang kedua adalah menggunakannya sebagai cara untuk menciptakan Perang Dingin baru atau bahkan semacam militer yang sebenarnya.
“konflik dengan China, yang akan memungkinkan AS untuk merangsang ekonomi dan menyerang semua musuh-musuh serta beralih ke ekonomi berbasis militer,” kata Emanuel Pastreich kepada Sputnik.
Tahun lalu, di tengah informasi yang diperoleh selama operasi militer khusus Moskow di Ukraina, Pasukan Radiologi, Kimia, dan Pertahanan Biologis (RCB) Rusia pertama kali menjelaskan sejauh mana program bioweapon AS yang dilakukan bersekongkol dengan rezim Kiev.
Pemerintah China juga telah berulang kali menyuarakan keprihatinan sehubungan dengan biolab rahasia Washington yang tersebar di seluruh dunia.
“Ada banyak diskusi di luar sana, informasinya tidak dirahasiakan, tentang DARPA dan perusahaan swasta lainnya yang mengembangkan virus dan vaksin, serta bekerja sama secara korup dengan Organisasi Kesehatan Dunia dan dengan perusahaan obat multinasional. Jadi jelas ada insentif untuk mencoba menyalahkan salah satu pihak dari semua krisis serta kekacauan keuangan global transnasional akibat pandemi, dan China adalah yang AS pilih untuk disalahkan dan khususnya pada Partai Komunis China,” tegas Pastreich, yang mencalonkan diri sebagai Presiden independen dalam pemilihan presiden AS tahun 2020. (Rasya)