ISLAMTODAY ID-Para diplomat top Arab bertemu di Amman, Yordania, pada 1 Mei untuk membahas krisis Suriah dan menemukan solusi politik dalam mengintegrasikan kembali negara itu ke dalam lipatan regional.
Pertemuan tersebut diikuti oleh para menteri luar negeri Suriah, Yordania, Arab Saudi, Irak, dan Mesir.
Dalam pernyataan terakhir, para diplomat menekankan perlunya bekerja dengan Suriah dan lembaga-lembaganya untuk secara sah merebut kembali kendali atas tanahnya dan menghentikan campur tangan asing.
“Pekerjaan sedang dilakukan untuk mendukung Suriah dan lembaga-lembaganya dalam setiap upaya yang sah untuk memperluas kendalinya atas tanahnya dan menghentikan campur tangan asing dalam urusannya … upaya sedang dilakukan untuk melanjutkan pekerjaan Komite Konstitusi sesegera mungkin,” ungkap pernyataan tersebut, seperti dilansir dari The Cradle, Selasa (2/5/2023).
Selain itu, Suriah setuju untuk bertemu dengan Yordania dan Irak bulan depan guna menemukan solusi bagi krisis penyelundupan narkoba melintasi perbatasannya.
Pernyataan itu juga membahas krisis pengungsi Suriah dan menekankan pentingnya pengembalian pengungsi secara sukarela dan aman ke Suriah.
Menurut juru bicara kementerian luar negeri Yordania, pertemuan itu diatur sebagai hasil diskusi dengan negara-negara Teluk Arab, Yordania, Irak, dan Mesir yang diadakan di Arab Saudi bulan lalu.
Lebih lanjut, pejabat tersebut menyatakan bahwa negara-negara tersebut berencana untuk memperluas hubungan mereka dengan pemerintah Suriah dan berbicara tentang “inisiatif Yordania untuk mencapai solusi politik atas krisis Suriah.”
Arab Saudi, kekuatan regional yang mendukung kelompok oposisi Suriah sejak awal perang, baru-baru ini mengubah pendiriannya terhadap pemerintah Bashar al-Assad dan mendesak tetangganya untuk melakukan hal yang sama.
Menteri Luar Negeri Saudi Pangeran Faisal bin Farhan melakukan perjalanan pertamanya ke Damaskus bulan lalu sejak pemutusan hubungan kerajaan dengan Suriah lebih dari sepuluh tahun lalu.
(Resa/The Cradle)