ISLAMTODAY ID-Presiden Iran Ebrahim Raisi, yang bertemu dengan sekretaris jenderal tamu Konferensi tentang Interaksi dan Tindakan Membangun Kepercayaan di Asia (CICA), Kairat Sarybay, di Teheran pada hari Selasa, telah berulang kali menyebut Republik Islam sebagai bukti ketidakefektifan arah dan sanksi militer-politik AS yang mendestabilisasi.
Presiden Iran Ebrahim Raisi memuji fakta bahwa perkembangan internasional semakin membuktikan bahwa era baru multilateralisme sedang terbentuk di dunia.
“Karena unilateralisme sedang menurun di dunia, negara-negara di kawasan dan organisasi regional memutuskan masa depan kawasan dan dunia,” ungkap presiden Republik Islam tersebut seperti dikutip pada hari Selasa (30/5/2023), seperti dilansir dari Sputniknews, Rabu (31/5/2023).
Raisi menyambut kunjungan Sekretaris Jenderal Konferensi Interaksi dan Tindakan Membangun Keyakinan di Asia (CICA) Kairat Sarybay.
Lebih lanjut, Raisi mengatakan CICA dapat digunakan dengan sukses untuk lebih meningkatkan interaksi di antara para anggotanya.
“Iran siap untuk berbagi pengalamannya dengan negara anggota CICA lainnya, baik di bidang ekonomi, sains dan teknologi, atau tentang cara memerangi terorisme dan kejahatan terorganisir,” ungkap Raisi.
Saat Kairat Sarybay memuji kemajuan Republik Islam di banyak bidang, dia memilih keputusan yang disambut baik dari kepala negara anggota CICA untuk membentuk dana guna mendukung interaksi timbal balik.
CICA diprakarsai oleh mantan Presiden Kazakhstan Nursultan Nazarbayev pada tahun 1992 melalui pidatonya di Majelis Umum PBB ke-47.
Ide dasarnya adalah menciptakan sebuah forum bagi negara-negara Asia untuk meningkatkan kerja sama menuju promosi perdamaian, keamanan, dan stabilitas di kawasan.
Forum antar pemerintah membanggakan 28 negara anggota, termasuk Afghanistan, Azerbaijan, Bahrain, Bangladesh, Kamboja, Israel, Kazakhstan, Kyrgyzstan, Mongolia, Pakistan, Sri Lanka, Tajikistan, Thailand, RRC, Turki, Mesir, Palestina, India, Qatar, Irak, Republik Korea, Iran, Rusia, Uni Emirat Arab, Uzbekistan, Vietnam, Yordania, dan Kuwait.
Berbicara kepada media setelah menghadiri Konferensi CICA Keenam di ibu kota Kazakh, Astana, tahun lalu, Presiden Iran Ebrahim Raisi mengecam apa yang dikatakannya sebagai campur tangan pemerintah Barat di kawasan Asia Barat.
Raisi menggarisbawahi “sifat keamanan endogen” di Asia dan mengatakan bahwa intervensi negara asing bukanlah “solusi untuk masalah kawasan”.
Presiden Iran telah berulang kali menggarisbawahi komitmen Teheran terhadap kebijakan multipolaritas dan integrasi berkelanjutan.
“Pembangunan dunia multipolar tidak dapat dihentikan. Sudah ada banyak pusat kekuatan di luar dunia Barat,” ungkap Presiden Iran Ebrahim Raisi di Majelis Umum Organisasi Kantor Berita Asia-Pasifik tahun 2022.
(Resa/Sputniknews)