(IslamToday ID) – Surat kabar Prancis L’Opinion pada Senin (12/6/2023) melaporkan bahwa Presiden Prancis Emmanuel Macron meminta undangan untuk hadir ke KTT BRICS di Pretoria kepada Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa.
“Macron mengemukakan kemungkinan menghadiri KTT selama panggilan telepon dengan Ramaphosa awal bulan ini,” ungkap L’Opinion.
Di sisi lain, Presiden Afrika Selatan belum memberikan kejelasan atas permintaan Macron.
“Kehadiran di KTT ini disebutkan selama percakapan antara kedua pemimpin, tetapi Pretoria tidak memberikan indikasi apakah akan memperluas pertemuan ini atau tidak dengan para pemimpin internasional lainnya,” ungkap sumber itu, seperti dilansir dari RT, Selasa (13/6/2023).
Jika Macron menghadiri KTT tersebut, akan menjadi pemimpin pertama negara G7 yang melakukannya. Para pemimpin BRICS dan Macron tampaknya memiliki keinginan yang sama untuk merombak tatanan keuangan dan geopolitik global.
Lebih lanjut, Macron menjadi tuan rumah konferensi di Paris minggu depan yang bertujuan untuk merombak sistem keuangan agar lebih menguntungkan negara berkembang. Ramaphosa akan menghadiri konferensi tersebut, dan pertemuan ramah antara dia dan Macron dapat menjadi panggung bagi presiden Prancis untuk membuat sejarah di Pretoria.
Namun, hubungan Macron dengan blok BRICS lainnya (Brasil, Rusia, India, dan China) tidak baik, dan Paris telah mengirimkan pesan yang beragam ke negara-negara ini.
Misalnya, Macron telah menyerukan negosiasi perdamaian di Ukraina dan mengajukan dirinya sebagai mediator potensial. Akan tetapi, usulan itu ditolak mentah-mentah oleh Rusia karena masih terus mengirim senjata berat ke Kiev.
Demikian pula, Macron telah menegaskan bahwa Eropa tidak boleh mengikuti AS untuk berkonfrontasi dengan China, dan menentang pembukaan kantor penghubung NATO yang kontroversial di Jepang.
Namun, dia menandatangani komunike bersama dengan para pemimpin G7 lainnya bulan lalu yang menyebut China sebagai tantangan terbesar bagi keamanan dan kemakmuran global di zaman kita.
Sementara itu, rakyat Afrika lebih melihat Rusia sebagai mitra yang lebih dapat diandalkan daripada Prancis.
Sejak istilah ini pertama kali diciptakan pada tahun 2001, BRICS telah berkembang dari akronim menjadi aliansi informal yang telah mengambil alih blok G7 yang dipimpin AS dalam bagiannya dari PDB global. [res]