(IslamToday ID)—Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan telah izinkan lima komandan militer Ukraina dari batalion Azov untuk kembali ke Ukraina.
Menurut laporan Wall Street Journal pada 9 Juli, langkah ini membuat Rusia marah.
Untuk diketahui, para komandan tersebut merupakan bagian dari di antara sekitar 1.000 prajurit Ukraina yang menyerah kepada Rusia.
Mereka ditahan di Turki setelah Rusia melepaskan 215 prajurit dalam pertukaran tawanan yang dimediasi oleh Erdogan.
Di sisi lain, Moskow mengatakan bahwa kepulangan para komandan ke Ukraina melanggar ketentuan kesepakatan yang mengharuskan mereka tinggal di Turki hingga akhir perang.
Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov menyatakan bahwa Erdogan tidak berkonsultasi dengan pejabat Rusia mengenai pembebasan para pemimpin Azov, yang merupakan “pelanggaran langsung terhadap ketentuan perjanjian yang ada.”
“Selain itu, dalam kasus ini, ketentuan tersebut dilanggar oleh kedua pihak, baik pihak Ukraina maupun Turki,” ungkap Peskov, seperti dilansir dari The Cradle, Ahad (9/7/2023).
Pembebasan para komandan ini terjadi saat Erdogan bertemu dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky di Istanbul menjelang KTT NATO pekan depan di Lituania.
Setelah pertemuan itu, Erdogan menyatakan, “Ukraina layak bergabung dengan NATO.”
Para komandan naik pesawat pribadi bersama Zelensky untuk kembali ke kota Lviv di Ukraina barat, dan disambut oleh kerumunan.
“Kami pulang dari [Turki] dan membawa pahlawan kami pulang,” ungkap Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky di Twitter pada hari Sabtu.
“Mereka akhirnya akan bersama keluarga mereka.”
Mereka yang dibebaskan termasuk komandan resimen Azov, Letnan Kolonel Denys Prokopenko, dan wakilnya, Svyatoslav Palamar, serta komandan Brigade Marinir ke-36, Serhiy Volynsky.[res]