(IslamToday ID)—Keputusan negara-negara Baltik untuk mencegah pergerakan kapal kargo yang membawa pupuk Rusia yang terjebak di pelabuhan Uni Eropa, mengabaikan kepentingan ekonomi negara-negara yang membutuhkan, kata Presiden Vladimir Putin pada hari Sabtu, mencirikan langkah tersebut sebagai “perilaku irasional.”
Menurut Putin, sekitar 200.000 ton pupuk Rusia masih tertahan di pelabuhan Baltik.
Langkah tersebut diduga dimotivasi oleh keengganan di antara negara-negara anggota UE untuk mengizinkan Moskow “menghasilkan pendapatan dari penjualan pengiriman tersebut,” kata Putin, menyoroti bahwa perusahaan Rusia siap untuk memberikan pupuk secara gratis.
“Itu hanya perilaku irasional,” keluhnya, menambahkan bahwa langkah yang diambil oleh negara-negara Baltik yang telah memblokir kargo “hanya karena mereka orang Rusia.”
Presiden mengatakan negara-negara UE “tidak peduli tentang negara-negara berkembang dan negara-negara termiskin di dunia,” seraya menyebt bahwa penekanan Barat pada pengiriman biji-bijian Ukraina hanyalah “penutup”, yang membuat kebijakan UE “dua kali lebih amoral.”
Putin menekankan bahwa penerima manfaat utama dari kesepakatan pemindahan biji-bijian tahun lalu adalah para pedagang besar, yang berhasil membeli biji-bijian Ukraina dengan diskon besar dan kemudian menjualnya dengan harga mahal “ke negara-negara makmur”.
“Bagaimana kepentingan negara-negara berkembang dan orang-orang kelaparan terkait dengan ini?” Ungkap-nya
Mengizinkan pupuk Rusia untuk mencapai pasar global adalah bagian dari kesepakatan pengiriman biji-bijian yang aman di Laut Hitam yang dicapai melalui mediasi oleh PBB dan Türkiye pada Juli 2022, yang membuka blokir pelabuhan selatan Ukraina dan memungkinkan Kiev untuk mulai mengekspor biji-bijian.
Awal bulan ini, Moskow menolak untuk memperbarui kesepakatan itu, mengeluh bahwa Barat telah gagal memenuhi janjinya untuk menghubungkan kembali bank-banknya ke sistem pembayaran internasional SWIFT, memulai kembali pipa amonia utama, mengizinkan impor mesin dan suku cadang pertanian.
Selain Barat yang gagal menindaklanjuti kesepakatannya, Moskow mengklaim bahwa Kiev telah menggunakan koridor kemanusiaan untuk menyalurkan senjata ke pelabuhan Laut Hitamnya. [sya]