(IslamToday ID)—Tanpa pasukan, penguatan militer Ukraina mulai terlihat seperti kegagalan Amerika Serikat (AS) di Vietnam, di Afghanistan, dan Irak.
Tak satu pun dari tindakan AS memiliki misi yang jelas yang dapat dicapai bank bagi keuntungan mereka sendiri ataupun bagi Ukraina.
Lalu apa Misi AS di Ukraina?
Menghentikan Rusia?
Mengambil kembali semua wilayah yang hilang Ukraina?
Memperkuat kehadiran Ukraina di NATO?
Jika misinya adalah agar Ukraina memenangkan kembali semua wilayah yang hilang, maka kemajuannya sangat lambat.
Memasok lebih banyak senjata bisa membantu. Tapi hal ini tentunya akan membuat Presiden Rusia Vladimir Putin murka yang mungkin saja mau tidak mau menggunakan senjata nuklir karena terdesak.
Apakah misi AS untuk menghentikan gerak maju Rusia? Jika demikian, itu tidak sesuai dengan tujuan Ukraina untuk memenangkan kembali 100% wilayah yang hilang.
Sejauh mana AS bersedia terus membayar untuk tujuan Ukraina jika tujuan AS tidak sama?
Dalam hal ini, kita melihat campur tangan AS menyebabkan kekacauan yang kita hadapi sekarang.
Campur tangan AS dalam urusan luar negeri negara lain tidak pernah menghasilkan sesuatu yang baik.
Ukraina Terus Kobarkan Perang
Setiap kali AS atau UE mengemukakan gagasan perdamaian untuk wilayah Ukraina, presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy selalu keluar dari jalur pembahasan, Ia seringkali mengatakan atau menyerukan perang untuk dilanjutkan.
Masalah yang rumit lainnya, tujuan Ukraina tidak dapat dicapai tanpa pengeluaran besar-besaran AS dan risiko konfrontasi nuklir dengan Putin.
Sementara itu, kebuntuan bisa berlangsung cukup lama.[sya]
.