(IslamToday ID)—Pemerintah Sri Lanka akan menunjuk komite parlemen untuk menyelidiki tuduhan yang dibuat dalam laporan televisi Inggris bahwa intelijen Sri Lanka terlibat dalam pemboman Minggu Paskah tahun 2019 yang menewaskan 269 orang.
Menteri Tenaga Kerja Manusha Nanayakkara mengatakan kepada Parlemen pada hari Selasa bahwa rincian penyelidikan akan segera diumumkan.
Seorang pria yang diwawancarai dalam video Channel 4 yang dirilis Selasa (6/9/2023) mengatakan dia mengatur pertemuan antara kelompok lokal yang terinspirasi Daesh dan pejabat tinggi intelijen negara untuk menyusun rencana menciptakan ketidakamanan di Sri Lanka dan memungkinkan Gotabaya Rajapaksa memenangkan pemilihan presiden pada akhir tahun itu. .
Azad Maulana adalah juru bicara kelompok pemberontak Macan Tamil yang memisahkan diri yang kemudian menjadi milisi pro-negara dan membantu pemerintah mengalahkan pemberontak dan memenangkan perang saudara yang panjang di Sri Lanka pada tahun 2009.
Rajapaksa adalah pejabat tinggi pertahanan selama perang, dan kakak laki-lakinya, Mahinda Rajapaksa, dikalahkan dalam pemilu tahun 2015 setelah 10 tahun berkuasa.
Sekelompok warga Sri Lanka yang terinspirasi oleh kelompok teroris Daesh melakukan enam bom bunuh diri yang hampir bersamaan di gereja-gereja dan hotel-hotel wisata pada 21 April 2019.
Serangan-serangan tersebut menewaskan 269 orang, termasuk jamaah pada kebaktian Minggu Paskah, penduduk lokal dan wisatawan asing, dan menghidupkan kembali ingatan akan seringnya pemboman selama perang seperempat abad.
Kekhawatiran terhadap keamanan nasional memungkinkan Rajapaksa meraih kekuasaan. Dia terpaksa mengundurkan diri tahun lalu setelah terjadi protes massal atas krisis ekonomi terburuk di negaranya.
Dalam program Channel 4, Maulana mengatakan dia mengatur pertemuan pada tahun 2018 antara teroris dan pejabat tinggi intelijen atas perintah atasannya saat itu, Sivanesathurai Chandrakanthan, pemimpin kelompok sempalan pemberontak yang berubah menjadi partai politik.
Maulana mengatakan Chandrakanthan telah bertemu dengan kelompok tersebut di penjara saat berada dalam tahanan atas tuduhan pembunuhan dan menemukan bahwa mereka dapat berguna untuk menciptakan ketidakamanan di negara tersebut.
Maulana mengatakan kepada Channel 4 bahwa dia sendiri tidak berpartisipasi dalam pertemuan tersebut namun petugas intelijen kemudian memberitahunya bahwa menciptakan ketidakamanan adalah satu-satunya cara untuk mengembalikan keluarga Rajapaksa ke kekuasaan.
Setelah rekaman kamera keamanan mengenai pemboman tersebut dirilis, Maulana mengenali wajah para penyerang yang membawa ransel berisi bom sebagai wajah yang telah ia janjikan untuk ditemui oleh petugas intelijen, kata Maulana dalam program tersebut.(res)