(IslamToday ID)—Sebuah survei yang melibatkan lebih dari 36.000 responden dari 30 negara menemukan bahwa pemuda semakin percaya demokrasi tidak mampu menghasilkan solusi terhadap isu-isu yang paling memengaruhi mereka.
Survei yang luas dilakukan antara Mei dan Juli tahun ini oleh Yayasan Open Society (OSF) milik George Soros.
Hasilnya menunjukkan bahwa sementara demokrasi tetap menjadi pilihan utama bagi sebagian besar responden, hanya 57% dari kelompok usia 18-35 tahun yang melihatnya sebagai pilihan yang lebih baik dibandingkan dengan cara-cara pemerintahan lainnya.
“Temuan kami sekaligus membuat merenung dan mengkhawatirkan,” ungkap presiden OSF, Mark Malloch Brown, mengenai hasil survei yang dirilis pada hari Selasa (12/9/2023), seperti dilansir dari RT, Kamis (14/9/2023)..
“Orang di seluruh dunia masih ingin percaya pada demokrasi, tetapi dari generasi ke generasi, keyakinan tersebut semakin pudar seiring dengan munculnya keraguan tentang kemampuannya untuk memberikan perubahan konkret dalam kehidupan mereka.”
Laporan tersebut menambahkan bahwa sekitar 35% dari pemuda percaya bahwa memiliki seorang “pemimpin kuat” yang tidak mengadakan pemilihan atau berinteraksi dengan lembaga legislasi adalah “cara yang baik untuk memimpin sebuah negara.”
Dalam kelompok usia yang sama, 42% menunjukkan dukungan terhadap pemerintahan militer, sedangkan 20% dari responden yang lebih tua menjawab serupa.
Namun, survei juga menunjukkan dukungan yang sangat besar (antara 85% hingga 95%) di semua kelompok usia dan tingkat pendapatan untuk berbagai isu, terutama bahwa salah bagi pemerintah untuk mendiskriminasi individu berdasarkan penampilan, agama, orientasi seksual, atau identitas gender.
Kemiskinan, ketidaksetaraan, dan krisis iklim juga disebut sebagai isu-isu paling mendesak yang dihadapi oleh masyarakat saat ini.
Namun, lebih dari setengah responden (53%) mengatakan bahwa mereka merasa negara mereka sedang menuju arah yang salah.
Sekitar sepertiga juga mengindikasikan bahwa mereka percaya politisi tidak bekerja untuk kepentingan terbaik konstituennya.
“Keyakinan terhadap elemen-elemen dasar demokrasi ada bersamaan dengan keraguan mendalam terhadap praktik dan dampak nyata demokrasi di dunia nyata,” ungkap Brown.
Rata-rata sekitar 70% juga mengatakan mereka khawatir bahwa krisis iklim akan berdampak negatif pada mata pencaharian mereka dalam 12 bulan mendatang.
Survei juga menemukan bahwa meskipun isu migrasi selalu muncul dalam berita belakangan ini, hanya 7% yang menganggapnya sebagai perhatian utama, sementara 66% mengatakan mereka mendukung pengenalan cara yang lebih aman dan legal bagi para migran.(res)