(IslamToday ID)—Presiden Sri Lanka, Ranil Wickremesinghe, telah mengutuk pakta AUKUS sebagai aliansi yang dirancang untuk menargetkan Tiongkok.
Dia menyebutnya sebagai “kesalahan strategis,” dengan bersikeras bahwa blok militer ini hanya akan membagi Asia menjadi kubu-kubu yang bersaing dan merusak stabilitas di wilayah tersebut.
Berbicara di sela-sela Sidang Umum PBB pada hari Senin (18/9/2023), Wickremesinghe mengkritik aliansi AUKUS, yang dibentuk oleh AS, Inggris, dan Australia pada tahun 2021.
“Saya rasa ini tidak diperlukan,” ujarnya, seperti dilansir dari RT, Selasa (19/9/2023).
“Saya pikir ini adalah kesalahan strategis. Saya pikir mereka melakukan kesalahan. Ini adalah aliansi militer yang ditujukan kepada satu negara – Tiongkok.” ungkap presiden tersebut.
Wickremesinghe kemudian mengatakan bahwa Sri Lanka tidak ingin terlibat dalam ketegangan yang semakin meningkat antara Washington dan Beijing.
Lebih lanjut, dia menambahkan bahwa negaranya ingin menjaga hubungan baik dengan kedua kekuatan tersebut dan tidak ingin melihat Asia terbagi menjadi blok-blok yang bersaing.
“Putaran persaingan selanjutnya sedang berlangsung. Dan itu terjadi di Asia. Ini adalah masalah Tiongkok versus AS, tentang bagaimana mereka akan membagi wilayah pengaruh mereka di Asia,” ungkapnya.
“Mengapa kita terlibat di dalamnya? Sulit bagi kami untuk memahaminya.”
Presiden tersebut juga menyatakan kekhawatiran tentang peningkatan kehadiran militer AS di wilayah tersebut dalam beberapa tahun terakhir – sering disebut sebagai misi ‘kebebasan berlayar’ oleh pejabat Amerika.
“Mengenai Samudra Hindia, kami tidak menginginkan aktivitas militer apa pun,” ujarnya, sambil mengatakan bahwa sebagian besar negara tetangga “tidak akan menginginkan NATO berada di dekat mereka.”
AUKUS didirikan pada tahun 2021 antara Washington, Canberra, dan London sebagai bagian dari upaya untuk memfasilitasi transfer teknologi militer di antara ketiga sekutu tersebut.
Meskipun pejabat dari setiap negara telah menjaga bahwa blok tersebut bukan aliansi militer resmi dan hanya berfokus pada berbagi teknologi, Beijing telah mengutuk proyek tersebut, dengan mengklaim bahwa itu hanya akan membantu penyebaran senjata nuklir di seluruh dunia dan memicu perlombaan senjata di Asia.
“Ketiga negara itu telah melangkah lebih jauh ke jalur yang salah dan berbahaya demi kepentingan geopolitik mereka sendiri, sepenuhnya mengabaikan keprihatinan masyarakat internasional,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok, Wang Wenbin.
Sementara itu, ketegangan antara Washington dan Beijing telah terus meningkat dalam beberapa tahun terakhir.(res)