(IslamToday ID)—Kementerian Luar Negeri Kerajaan Arab Saudi melaporkan bahwa negaranya menyambut baik hasil positif dari diskusi untuk mencapai peta jalan yang mendukung proses perdamaian di Yaman.
Utusan Houthi meninggalkan Riyadh pada Selasa (19/9/2023) setelah perundingan lima hari dengan para pejabat Saudi untuk mengakhiri konflik delapan tahun di Yaman
Selain itu, Menhan Saudi mengatakan bahwa kerajaan Arab Saudi menegaskan kembali komitmennya untuk mendorong dialog di antara semua pihak yang bertikai di Yaman.
“Saya menekankan dukungan Kerajaan untuk Yaman dan menegaskan kembali komitmen kami untuk mendorong dialog di antara semua pihak untuk mencapai solusi politik yang komprehensif di bawah pengawasan PBB,” ungkap Pangeran Khalid bin Salman, seperti dilansir dari MEMO, Rabu (20/9/2023).
Utusan Houthi meninggalkan Riyadh pada Selasa (19/9/2023) setelah perundingan selama lima hari dengan para pejabat Saudi mengenai kemungkinan perjanjian.
Perjanjian tersebut kemungkinan akan membuka jalan bagi diakhirinya konflik delapan tahun di Yaman.
“Beberapa kemajuan telah dicapai pada poin-poin penting, termasuk batas waktu keluarnya pasukan asing dari Yaman dan mekanisme pembayaran gaji publik,” ungkap dua sumber.
Mereka juga menambahkan kedua pihak akan bertemu untuk melakukan pembicaraan lebih lanjut setelah konsultasi “segera”.
Delegasi Houthi tiba di Arab Saudi pekan lalu. Ini adalah kunjungan resmi pertama ke Arab Saudi sejak perang pecah di Yaman pada tahun 2014 setelah kelompok yang bersekutu dengan Iran menggulingkan pemerintah yang didukung Saudi di sana.
Pembicaraan difokuskan pada pembukaan kembali pelabuhan-pelabuhan yang dikuasai Houthi dan Bandara Sana’a, pembayaran gaji pegawai negeri, upaya pembangunan kembali, dan batas waktu bagi pasukan asing untuk keluar dari Yaman.
Kesepakatan ini akan memungkinkan PBB untuk memulai kembali proses perdamaian politik yang lebih luas.
Untuk diketahui, kelompok Houthi telah berperang melawan aliansi militer pimpinan Saudi sejak tahun 2015 dalam konflik yang telah menewaskan ratusan ribu orang dan membuat 80 persen penduduk Yaman bergantung pada bantuan kemanusiaan.
Amerika Serikat telah memberikan tekanan pada sekutunya, Arab Saudi, untuk mengakhiri perang dan menghubungkan sejumlah dukungan militer AS dengan Kerajaan Arab Saudi untuk mengakhiri keterlibatannya di Yaman.(res)