(IslamToday ID)—Uni Eropa (UE) tidak akan mengirim tim pengamat pemilihan umum lengkap ke Bangladesh dengan alasan kurangnya “kondisi yang diperlukan”.
Langkah Uni Eropa ini memicu oposisi untuk menyatakan bahwa pemilu tidak akan adil.
Bangladesh dijadwalkan untuk mengadakan pemilihan umumnya pada minggu pertama bulan Januari, dan beberapa pemerintah Barat telah menyatakan keprihatinan atas iklim politik di negara tersebut, di mana partai penguasa mendominasi legislatif.
Oposisi negara Asia Selatan itu telah menggelar serangkaian protes yang menuntut agar Perdana Menteri Sheikh Hasina mengundurkan diri dan membiarkan pemerintah penjaga netral mengadakan pemilu.
Partai Awami Hasina telah memerintah negara dengan populasi terbesar kedelapan di dunia sejak tahun 2009 dan dituduh melakukan pelanggaran hak asasi manusia dan korupsi.
Duta Besar Uni Eropa, Charles Whiteley, mengatakan pada hari Kamis (21/9/2023) bahwa blok tersebut tidak akan mengirim misi pengamat “sepenuhnya”.
Pernyataan tersebut menurut salinan surat yang dikirimkan kepada komisioner pemilihan Bangladesh pada hari Rabu (20/9/2023), dan dilihat oleh AFP pada hari Kamis (21/9/2023.
Menjajaki Opsi Lain
Whiteley mengatakan bahwa sambil mempertimbangkan kendala anggaran, keputusan tersebut juga “mencerminkan kenyataan bahwa saat ini tidak cukup jelas apakah kondisi yang diperlukan akan terpenuhi,” tanpa memberikan rincian lebih lanjut.
Surat tersebut menambahkan bahwa Uni Eropa “menjajaki opsi lain untuk mendampingi proses pemilu.”
Sekretaris Komisi Pemilihan Bangladesh, Jahangir Alam, mengatakan kepada AFP pada hari Kamis (21/9/2023) bahwa keputusan Uni Eropa itu disebabkan oleh “alasan anggaran.”
Partai oposisi utama Bangladesh Nationalist Party menyambut baik langkah tersebut, dengan mengatakan bahwa keputusan Uni Eropa menyoroti bahwa “tidak ada lingkungan untuk pemilihan” di negara tersebut.
“Tidak akan ada pemilihan di Bangladesh tanpa pemerintah netral,” ungkap juru bicara BNP, Amir Khasru Mahmud Chowdhury, seperti dilansir dari TRTWorld, Kamis (21/9/2023).
Untuk diketahui, Uni Eropa adalah mitra dagang terbesar Bangladesh.
Negara ini adalah produsen pakaian global, dan lebih dari setengah dari ekspornya senilai $55 miliar dikirimkan ke blok 27 anggota tersebut.(res)